Hal itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru inimengumumkan bahwa dia berencana melarang TikTok di negeri Paman Sam.
Sebelumnya, Microsoft dan ByteDance, yang merupakan pemilik TikTok, berencana untuk melakukan negosiasi untuk mengendalikan operasi TikTok di Amerika Serikat.
Pihak ByteDance juga telah menyatakan rela menjual sahamnya di bagian bisnis Amerika Serikat ke Microsoft demi mempertahankan kehadiran TikTok di negara itu.
Di Amerika Serikat sendiri, diketahui ada sekitar 100 juta pengguna TikTok.
Menurut laporan sebelumnya, negosiasi tersebut juga mencakup kesediaan Microsoft untuk bertanggung jawab melindungi semua data pengguna Amerika Serikat.
Pada saat itu, seperti dikabarkan
Wall Street Journal, kedua belah pihak percaya bahwa memberikan kepemilikan kepada perusahaan Amerika Serikat akan menyelamatkan TikTok dari pelarangan atau pemblokiran oleh pemerintah.
Namun pernyataan Trump pada Jumat (31/7) yang menyebut bahwa dia berencana melarang TikTok menjadi batu sandungan bagi negosiasi yang dilakukan oleh Microsoft dan ByteDance.
Menindaklanjuti sikap Trump tersebut, kedua perusahaan itu dikabarkan menghentikan sementara negosiasi dan berusaha untuk mendapatkan kejelasan tentang posisi Gedung Putih.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: