Asosiasi Medis India (IMA) melaporkan, usia rata-rata dokter yang gugur itu adalah sekitar 65 tahun. Peristiwa ini membuat IMA berduka sekaligus kesal karena pemerintah masih memberdayakan dokter yang sudah berusia 65 tahun. Padahal, sebelumnya mereka telah mendesak agar pemerintah membebastugaskan dokter usia lanjut dari gugus depan penanganan Covid-19.
Sekretaris IMA, Dr. Sunil Kumar, menyatakan kekecewaannya karena permohonan mereka itu tidak digubris oleh pemerintah. Ditambah dengan fasilitas kesehatan termasuk Alat Pelindung Diri (APD) yang diberikan pemerintah bagi tenaga medis juga kerap tidak memadai dan di bawah standar.
“Kami meminta berkali-kali kepada pemerintah negara bagian, tapi tidak pernah didengar," kata Kumar, dikutif dari
Gulfnews, Minggu (2/8).
Wakil presiden IMA Dr Ajay Kumar menyalahkan pasokan peralatan APD dan sarung tangan PPE di bawah standar. Menurutnya, masalah itu turut jadi faktor meningkatnya kematian akibat Covid-19 di antara tenaga medis.
Permintaan komunitas medis akan 50 persen dari otal sekitar 1.000 tempat tidur di AIIMS-Patna juga tak dikabulkan pemerintah.
Para dokter mengembangkan fasilitas perawatan Covid-19 secara mandiri di Patna, Ibu Kota Bihar, untuk menyelamatkan nyawa masyarakat.
“Kami mencoba memobilisasi sumber daya kami untuk mengembangkan pusat perawatan Covid-19 di mana dokter akan diberikan prioritas dalam perawatan,†jelas Dr. Sunil Kumar.
Tiga orang teknisi di laboratorium pemerintahan Blitar juga telah meninggal akibat virus Corona.
Departemen kesehatan negara menyebutkan, sebanyak 298 orang telah meninggal dunia dan lebih dari 50 ribu orang terinfeksi Covid-19 di Bihar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.