Menurut keterangan dari sumber-sumber terdekatnya kepada
Reuters, Hitti mengundurkan diri karena banyaknya perbedaan pandangan dengan Diab.
Ia bahkan frustrasi karena Diab dianggap kurang memiliki kemauan untuk melakukan reformasi. Sementara negara saat ini bergulat dengan krisis keuangan terbesar sejak perang saudara pada 1975-1990.
Seperti biasanya, para pendonor asing enggan memberikan bantuan sampai Beirut memberlakukan reformasi untuk mengatasi limbah negara dan korupsi, akar penyebab keruntuhan.
Baru-baru ini, seorang sumber menyatakan, dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian bulan lalu, Diab tampak mengkritik Paris yang selalu mengaitkan bantuan dengan reformasi dan kesepakatan Dana Moneter Internasional (IMF).
Hitti sendiri telah bekerja keras untuk melakukan negosiasi dengan IMF pada Mei, meski negara gagal bayar atas utang mata uang asing yang besar.
Tetapi harapan keselamatan melalui kesepakatan IMF telah ditunda karena tidak adanya reformasi dan di tengah perbedaan antara pemerintah dan bank atas kerugian finansial.
"Mengingat tidak adanya kemauan yang efektif untuk mencapai reformasi struktural dan komprehensif yang mendesak masyarakat kita dan masyarakat internasional untuk kita lakukan, saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri," kata Hitti dalam sebuah pernyataan.
"Saya mengambil bagian dalam pemerintahan ini untuk bekerja kepada satu bos bernama Lebanon, kemudian saya menemukan banyak bos di negara saya dan bertentangan dengan kepentingan," tekannya.
Hitti sendiri adalah mantan Dutabesar Lebanon untuk Liga Arab, Ia diangkat sebagai menteri luar negeri pada Januari, ketika Diab menjabat dengan dukungan dari kelompok paramiliter Hizbullah yang pro-Iran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: