Pengumuman dan catatan resmi itu telah ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Khalid Ait Taleb dan ditujukan kepada sekretaris jenderal, inspektur, direktur regional, direktur pusat, direktur pusat rumah sakit universitas (CHU), direktur Institut Pasteur Maroc, dan departemen lainnya, yang isinya antara lain menetapkan penangguhan liburan mulai 3 Agustus karena krisis kesehatan.
"Berkenaan dengan pemberian cuti tahunan untuk pegawai negeri sipil dalam administrasi dan lembaga terkait, dan mengikuti evolusi situasi epidemiologis terkait dengan penyebaran virus Covid-19 di negara kami, dan dengan tujuan untuk menjamin kesinambungan layanan sistem perawatan kesehatan dan memenuhi kebutuhan perawatan, diputuskan mulai 3 Agustus 2020 ini, untuk menangguhkan otorisasi cuti hingga pemberitahuan lebih lanjut,†isi pernyataan resmi Menkes Khalid Ait Taleb, seperti dikutip dari
Middle East, Senin (3/8).
Ait Taleb meminta semua staf kementerian kesehatan yang sedang cuti untuk kembali ke pos mereka dalam waktu 48 jam setelah pengumumannya.
Keputusan itu datang ketika Maroko mencatat angka kasus pada Minggu (2/8) sebanyak 522 kasus baru, sehingga total kasus menjadi 25.537 positif Covid-19 dan jumlah kematian menjadi 382 orang.
Kasus baru itu ada di wilayah Tangier-Tetouan-Al Hoceima sebanyak 183 dan wilayah Fes-Meknes sebanyak 146.
Sebelumnya, pada 25 Juli, Pemerintah Maroko secara mendadak menetapkan delapan kota besar untuk melakukan penguncian dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona menjelang perayaan Idul Adha. Pengumuman yang tiba-tiba itu sempat menimbulkan kekacauan lalu lintas di jalan-jalan utama yang mendadak ditutup tanpa pemberitahuan secara luas.
Kementerian Kesehatan mengatakan, sebanyak 6.720 orang dalam perawatan di rumah sakit di seluruh negeri, dan 79 kasus dirawat di unit resusitasi dan perawatan intensif, termasuk 11 pasien yang diintubasi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.