Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tujuh Polisi terluka Dalam Aksi Unjuk Rasa Serikat Pekerja Yordania

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 05 Agustus 2020, 09:37 WIB
Tujuh Polisi terluka Dalam Aksi Unjuk Rasa Serikat Pekerja Yordania
Ilustrasi/Net
rmol news logo Aksi protes yang berujung bentrokan tak terhindarkan terjadi saat pasukan keamanan Yordania menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang melakukan provokasi dan lemparan batu. Para pendemo menuntut pembebasan para pemimpin serikat guru yang dikelola oposisi pada Selasa (4/8).

Satu sumber pemerintah mengatakan tujuh pasukan keamanan terluka dalam aksi unjukrasa yang brujung ricuh di kota selatan Karak itu. Aksi kekerasan tersebut terjadi untuk pertama kalinya dalam krisis yang terus meningkat antara pihak berwenang dan serikat yang telah menjadi sumber utama perbedaan pendapat.

Pemerintah Yordania pada 25 Juli menutup kantor-kantor dari 100 ribu serikat pekerja yang kuat dan menangguhkan kegiatannya selama dua tahun, sebuah tindakan keras terbesar terhadap kelompok pembangkang utama dalam beberapa tahun terakhir.

Human Rights Watch yang bermarkas di AS minggu lalu mengkritik tindakan keras yang mencakup penangkapan puluhan orang dan mendesak pihak berwenang untuk mengakhiri taktik intimidasi yang melarang orang-orang menggunakan hak mereka untuk kebebasan berserikat.

“Menutup salah satu dari sedikit serikat buruh independen Jordan setelah perselisihan yang berkepanjangan dengan pemerintah dan dengan alasan hukum yang meragukan menimbulkan kekhawatiran serius tentang penghormatan pemerintah terhadap supremasi hukum,” kata Michael Page, wakil direktur Timur Tengah di Human Rights Watch, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/8).

Tahun lalu serikat pekerja melakukan aksi mogok dan menutup sekolah-sekolah di seluruh Yordania selama sebulan. Kejadian itu menjadi salah satu pemogokan sektor publik terpanjang dan paling mengganggu dalam sejarah negara itu.

Dalam beberapa pekan terakhir para pemimpin serikat menuduh pemerintah telah gagal menghormati kesepakatan yang ditandatangani Oktober lalu untuk mengakhiri pemogokan.

Jaksa mendakwa para pemimpinnya yang dipenjara dengan pasal hasutan dan kesalahan keuangan dan administrasi yang menurut serikat tidak berdasar.

Kota-kota Irbid, Karak, Jerash dan Tafila telah melakukan aksi protes malam yang tersebar dalam beberapa hari terakhir. Ratusan aktivis oposisi turun ke jalan untuk menyerukan pengunduran diri pemerintah, serta menuntut diakhirinya korupsi dan pembebasan serikat-serikat buruh yang dipenjara. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA