Hal itu terungkap saat Koalisi masyarakat sipil Togo pada hari Rabu (5/8) menuduh pemerintah memata-matai publik setelah adanya laporan yang mengatakan enam kritikus Presiden Faure Gnassingbe, termasuk para pemimpin Katolik, telah menjadi korban kampanye peretasan.
Menurut sebuah penyelidikan yang diterbitkan pada hari Senin (3/8) oleh harian Prancis Le Monde dan surat kabar Guardian Inggris, orang-orang di Togo diberitahu oleh WhatsApp pada tahun lalu bahwa ponsel mereka telah menjadi sasaran serangan spyware.
"Kami berada di negara polisi yang menggunakan dan menyalahgunakan spionase terhadap warganya sendiri," kata David Dosseh, juru bicara FCTD, organisasi payung kelompok masyarakat sipil, seperti dikutip dari
AFP, Rabu (5/8).
Mengutip dari gugatan yang diajukan oleh WhatsApp terhadap perusahaan Israel NSO Group, surat kabar itu mengatakan 1.400 pengguna di seluruh dunia telah menjadi sasaran alat penguping canggih yang disebut Pegasus.
Dalam rincian gugatan itu disebutkan bahwa teknologi itu berpotensi memberikan akses ke email, teks, dan gambar, dan bisa juga digunakan untuk merekam dengan mengoperasikan kamera dan mikrofon ponsel dari jarak jauh.
Di Togo, perangkat lunak itu dilaporkan digunakan untuk melawan oposisi, aktivis masyarakat sipil, dan ulama Katolik, termasuk Presiden Konferensi Uskup Togo, Benoit Alowonou, yang dikenal dengan aktivisme-nya.
Elliott Ohin, mantan menteri pemerintahan yang ada di partai oposisi, dan Raymond Houndjo, rekan dekat seorang politisi oposisi terkemuka juga disebutkan dalam laporan itu.
"Investigasi itu mengkonfirmasi dan memberikan bukti material tentang situasi yang banyak dicurigai," kata Dosseh.
Gnassingbe, yang terpilih kembali tahun ini untuk periode masa jabatan keempatnya. Ia telah memimpin negara berpenduduk delapan juta orang itu sejak mengambil alih kekuasaan pada 2005 setelah kematian ayahnya Gnassingbe Eyadema, yang memerintah Togo dengan tangan besi selama 38 tahun.
Pemerintah tidak mengomentari penyelidikan internasional yang juga menyebutkan target serangan itu termasuk wartawan di India dan Maroko, aktivis politik dari Rwanda dan politisi separatis Catalan di Spanyol.
"Rezim Faure Gnassingbe melebihi semua batas kesusilaan politik," kata Nathaniel Olympio, presiden oposisi Partai Rakyat Togo.
"Senjata yang dimaksudkan untuk memerangi terorisme telah berbalik melawan oposisi, ulama dan pembela hak asasi manusia," katanya.
Republik Togo adalah sebuah negara di Afrika Barat, yang berbatasan
dengan Ghana di barat, Benin di timur dan Burkina Faso di utara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.