"Orang itu dites Covid-19, tetapi hasil tesnya tidak meyakinkan," ujar Perwakilan WHO untuk Korea Utara, Dr. Edwin Salvador kepada
Reuters melalui email pada Rabu (5/8).
Meski begitu, ia mengatakan, sebanyak 64 orang yang telah melakukan kontak dengann suspek dan 3.571 lainnya yang merupakan kontak sekunder sudah diidentifikasi dan dikarantina di fasilitas pemerintah selama 40 hari. Totalnya, ada 3.635 orang terkait dengan suspek dikarantina.
Seorang suspek Covid-19 muncul di Korea Utara pada bulan lalu. Lelaki tersebut adalah seorang pembelot yang baru kembali dari Korea Selatan secara ilegal. Ketika kembali ke tanah airnya pada 19 Juli, ia dikabarkan memiliki gejala Covid-19.
Pada 26 Juli, Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un telah mendeklarasikan keadaan darurat dan langsung mengunci kota perbatasan Kaesong.
Pada saat itu, media pemerintah Korea Utara
KCNA tidak menjelaskan apakah lelaki tersebut sudah melakukan tes Covid-19. Namun, Kim Jong Un mengatakan "virus ganas mungkin sudah memasuki" Korea Utara.
Hingga saat ini, Kaesong masih dikunci, dokter terus melakukan pengawasan ke setiap rumah tangga.
Surat kabar
Rodong Sinmun pada Rabu menyerukan agar warga mengambil bagian dalam langkah anti-epidemi sembari mengingatkan, setiap pelanggaran akan mendapatkan konsekuensi.
Jika pria tersebut dikonfirmasi terinfeksi Covid-19, ia akan menjadi kasus pertama yang secara resmi akui oleh otoritas Korea Utara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: