Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Trump Tarik Ucapannya Soal Dugaan Ledakan Beirut Karena Bom, Menhan AS: Sebagian Besar Percaya Itu Adalah Kecelakaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 06 Agustus 2020, 15:46 WIB
Trump Tarik Ucapannya Soal Dugaan Ledakan Beirut Karena Bom, Menhan AS: Sebagian Besar Percaya Itu Adalah Kecelakaan
Presiden AS, Donald Trump/Net
rmol news logo Presiden AS Donald Trump menarik kembali klaimnya yang menyebutkan bahwa ledakan besar yang mengguncang Ibu kota Lebanon adalah sebuah serangan.

Namun, Trump juga mengatakan sampai saat ini memang belum ada kejelasan yang pasti tentang penyebab sebenarnya di balik insiden di Ibu kota Beirut pada Selasa (4/8), terlepas dari apa pun penyebabnya Presiden AS itu tetap menyebutnya sebagai sesuatu yang sangat mengerikan.

"Apa pun yang terjadi, itu mengerikan. Tapi mereka tidak benar-benar tahu apa itu. Belum ada yang tahu (penyebabnya). Saat ini, mereka sedang mencari. Jadi, bagaimana bisa langsung menyebutnya sebagai kecelakaan?" tegasnya kepada wartawan, seperti dikutip dari AA, Kamis (6/8), mengisyaratkan bahwa ada banyak kemungkinan.

"Seseorang meninggalkan beberapa alat jenis peledak yang mengerikan dan sesuatu di sekitarnya, mungkin. Mungkin memang begitu. Mungkin itu serangan."

Sebelumnya Trump menduga bahwa tragedi itu adalah pemboman alih-alih ledakan, dengan mengatakan itu adalah penilaian yang diberikam kepadanya oleh para jenderal AS yang dia ajak bicara.

Saat ditanya apakah dia yakin dengan penilaiannya bahwa ledakan itu adalah serangan dan bukan kecelakaan, Trump mengatakan "tampaknya akan seperti itu, dilihat dari besarnya ledakan."

"Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita, dan mereka sepertinya merasa begitu. Ini bukan semacam jenis ledakan manufaktur," katanya.  

"Mereka akan tahu lebih baik daripada aku, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan, itu semacam bom," ungkapnya pada Selasa (4/8).

Sementara itu Presiden Lebanon Michel Aoun menyebut amonium nitrat yang disimpan di Pelabuhan Beirut sebagai sumber ledakan.

Setelah beberapa media mengutip pejabat pertahanan anonim yang mengatakan tidak ada bukti yang mendukung dugaan bahwa ledakan itu adalah serangan, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan Rabu bahwa "sebagian besar percaya" ledakan itu "adalah kecelakaan."

Beirut dan pinggiran kota sekitarnya diguncang oleh sebuah ledakan besar pada Selasa (4/8) yang menyebabkan sedikitnya 135 orang tewas dan hampir 5.000 lainnya luka-luka.

Pasca ledakan, Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan Rabu (5/6) sebagai hari berkabung nasional.

Ledakan itu mengguncang Lebanon saat negara itu tengah mengalami krisis ekonomi terparah, termasuk penurunan drastis nilai pound Lebanon terhadap dolar AS. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA