Enam sumber AS mengungkap, Washington dan Taiwan tengah dalam pembicaraan penjualan empat drone pengintai besar yang canggih. Drone tersebut Sea Guardian, memiliki jangkauan 11.100 km, jauh lebih luas dari jangkauan drone yang dimiliki Taiwan saat ini.
Melansir
Reuters, dua sumber AS mengatakan, penjualan drone tersebut secara diam-diam sudah disetujui oleh Departemen Luar Negeri. Namun belum diketahui kapan senjata tersebut akan diekspor.
Sementara menurut dua sumber lainnya, kesepakatan tersebut harus lebih dulu disetujui oleh anggota Kongres AS yang baru akan mendapat pemberitahuan resmi secepatnya bulan depan.
Penjualan drone tersebut merupakan tanggapan atas proposal Taiwan pada awal tahun 2020. Pekan lalu, AS mengirimkan data harga dan ketersediaan produk sebagai langkah serius pihak Washington.
Sumber lainnya mengatakan, kesepakatan paket penjualan empat drone, suku cadang, pelatihan, dan dukungan dapat bernilai sekitar 600 juta dolar AS atau setara dengan Rp 8,7 triliun (Rp 14.600/dolar AS) jika mengacu pada penjualan sebelumnya.
Direktur China Power Project di CSIS, Bonnie Glaser mengatakan, pembelian drone AS oleh Taiwan akan membuat China gelisah. Meski pertahanan udara canggih Beijing kemungkinan bisa menembak jatuh beberapa drone.
"China akan berteriak tentang penjualan senjata terkecil apapun yang dilakukan AS ke Taiwan karena setiap penjualan menantang prinsip 'Satu China'," ujarnya.
"Mereka menjadi sangat gelisah jika mereka pikir itu adalah kemampuan ofensif," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: