Pernyataan tersebut disampaikan Harry dalam sebuah artikel opini majalah bisnis Amerika Serikat,
Fast Company, bertajuk
"Social media is dividing us. Together, we can redesign it" yang dirilis pada Kamis (6/8).
Dalam tulisannya, Harry mengaku ia dan istrinya, Meghan Markle telah mengabiskan waktu selama beberapa pekan terakhir untuk menelepon para eksekutif bisnis dan pemasaran agar mereka mempertimbangkan isu tersebut.
"Perusahaan seperti milik Anda memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan kembali peran dalam mendanai dan mendukung platform online yang telah berkontribusi, memicu, dan menciptakan kondisi krisis kebencian, krisis kesehatan, dan krisis kebenaran," tulis Harry.
Melansir
Reuters, Harry tidak menyebutkan nama perusahaan mana pun. Ia hanya mendesak para pebisnis menggunakan dolar iklan mereka untuk membantu menciptakan tempat yang aman dari propaganda kebencian dan perpecahan.
Cucu Ratu Elizabeth II tersebut kemudian menyerukan komunitas dunia maya untuk lebih memberikan belas kasih daripada kebencian.
"Kebenarkan daripada informasi yang salah, kesetaraan dan inklusivitas daripada ketidakadilan dan rasa takut, dengan kebebasan berbicara bukan dengan senjata," sambungnya.
Bulan lalu, Meghan juga menyuarakan hal yang sama. Duchess of Sussex tersebut mendesak perempuan-perempuan di dunia maya untuk menghilangkan obrolan negatif yang terkadang sangat menyakitkan.
Setelah mengundurkan diri sebagai anggota senior Kerajaan Inggris, Harry dan Meghan memang masih aktif dalam kegiatan sosial, khususnya menentang dampak negatif media sosial.
Keduanya bersama putra mereka, Archie, saat ini tinggal di Los Angeles.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: