Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Aktivis Hijau Khawatir Terjadi Malapetaka Bencana Lingkungan Akibat Bocornya Kapal Minyak Yang Tenggelam Di Lepas Pantai Mauritius

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 08 Agustus 2020, 13:42 WIB
Aktivis Hijau Khawatir Terjadi Malapetaka Bencana Lingkungan Akibat Bocornya Kapal Minyak Yang Tenggelam Di Lepas Pantai Mauritius
Tumpahan minyak dari kapal MV Wakashio di lepas pantai Mauritius/Net
rmol news logo Limpahan minyak dari sebuah kapal curah MV Wakashio di lepas pantai Mauritius telah memicu ketakutan terjadinya bencana lingkungan dari para aktivis lingkungan hidup.

Pengumuman kebocoran kapal minyak itu dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Mauritius pada hari Kamis (6/8). Kementerian juga memperingatkan masyarakat umum untuk tidak melakukan kegiatan di dekat lokasi bocornya kapal.

Pelarangan terjadi di Pointe d'Esny, yang terdaftar di bawah Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah Kepentingan Internasional, dan dekat taman laut Blue Bay.

“Kementerian telah diberitahu, bahwa ada pelanggaran di kapal MV Wakashio dan ada kebocoran minyak. Masyarakat pada umumnya, termasuk operator perahu dan nelayan, diminta untuk tidak menjelajah di pantai dan laguna Blue Bay, Pointe d'Esny, dan Mahebourg,” kata kementerian lingkungan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (8/8).

Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup Mauritius Kavy Ramano  mengatakan bahwa negara itu kini tengah menghadapi krisis lingkungan hidup terkait insiden tersebut.

“Kita semua berada dalam situasi krisis lingkungan,” Kata Ramano.

Media lokal melaporkan, kapal induk yang tenggelam itu adalah milik sebuah perusahaan Jepang tetapi berbendera Panama, kandas pada 25 Juli lalu dan awaknya berhasil dievakuasi dengan selamat.  Saat tenggelam kapal dalam keadaan kosong tetapi membawa 200 ton solar dan 3.800 ton bahan bakar di dalam bunker.

Situs web perkapalan mengatakan Wakashio dibangun pada tahun 2007, dengan tonase kotor 101.000 ton dan tonase bobot mati 203.000 ton, dan memiliki panjang 299,95 meter (984 kaki).

Kementerian mengatakan telah mengirimkan sistem anti-polusi ke dua lokasi tersebut, seraya menambahkan bahwa pemerintah meminta telah bantuan pulau La Reunion di Samudra Hindia Prancis.

Menteri Perikanan Sudheer Maudhoo mengaku kaget dan tidak siap karena tidak memiliki perlengkapa yang memadai untuk mengatasi masalh ini.

“Ini pertama kalinya kami dihadapkan pada bencana semacam ini, dan kami tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menangani masalah ini," katanya.

Para menteri mengatakan bahwa semua upaya untuk menstabilkan kapal telah gagal karena gelombang laut yang ganas, dan upaya untuk memompa minyak juga gagal.

Para ahli ekologi khawatir kapal itu bisa pecah sehingga menyebabkan kebocoran yang lebih besar dan berpotensi menimbulkan kerusakan dahsyat di garis pantai pulau itu.

Mauritius adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di barat daya Samudra Hindia, sekitar 900 km sebelah timur Madagaskar. Selain Pulau Mauritius, negara ini juga mencakup Kepulauan Cargados Carajos, Rodrigues dan Kepulauan Agalega.

Negara ini sangat bergantung pada hasil makanan dan pariwisata laut karena dikenal beberapa spot terumbu karang terbaik di dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA