The Sunday Times pada Minggu (9/8) melaporkan, sekolah harus menjadi tempat terakhir yang ditutup bahkan jika terjadi kuncian parsial.
"PM menekankan bahwa kerusakan yang dilakukan (Covid-19) terhadap pendidikan anak-anak dengan tidak bersekolah serta kesehatan mental mereka jatuh lebih merusak daripada risiko rendah yang ditimbulkan Covid-19," tulis surat kabar tersebut, mengutip
Reuters.
Sementara itu, dari sebuah studi yang diterbitkan pada Selasa (4/8), menunjukkan Inggris saat ini tengah berada dalam risiko gelombang kedua infeksi Covid-19.
Mengingat situasi yang akan menjelang musim dingin, para ahli memperkirakan gelombang kedua Covid-19 di Inggris akan lebih besar dari sebelumnya. Hal tersebut juga akan diperburuk jika sekolah dibuka secara penuh waktu.
Sejak Maret, sekolah-sekolah di Inggris ditutup selama kuncian nasional dan dibuka kembali untuk sebagian kecil siswa pada Juni.
Johnson memasukkan pembukaan sekolah pada September sebagai prioritas nasional. Walaupun data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan, Inggris saat ini sudah memiliki 311.461 kasus Covid-19 dengan lebih dari 46 ribu kematian.
Selain Johnson, Presiden Donald Trump juga ingin semua sekolah di Amerika Serikat dibuka kembali pada musim gugur agar para orangtua bisa kembali bekerja.
Kendati begitu, gagasan tersebut ditolak mentah-mentah oleh para ahli kesehatan mengingat risiko yang ditimbulkan virus corona saat ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: