Dutabesar Rusia untuk Inggris, Andrei Kelin melihat jelas kedekatan kedua negara itu. Ia pun mengaku khawatir dengan hubungan tersebut.
Dalam wawancaranya dengan media China,
CGTN, Minggu (9/8), Kelin mengatakan, saat ini Inggris semakin bergantung pada kebijakan Amerika Serikat (AS).
"Kerajaan Inggris yang selama ini dipandu oleh prinsip-prinsip kebijakan Uni Eropa. (Walaupun) saat ini Inggris lebih merdeka, tetapi kecenderungan yang kami amati, kebijakan Inggris semakin terkait dengan kebijakan AS," ujarnya.
"Ini sedikit mengkhawatirkan kami," tambahnya.
Menurut Kelin, Inggris selama ini terpaksa menyerahkan kepentingan tertentu pada kebijakan yang "didiktekan" oleh AS untuk mengamankan persyaratan kerja sama perdagangan.
Terdapat beberapa contoh bagaimana Inggris mulai mengekor pada AS. Namun satu yang jelas terlihat adalah ketika Inggris mencabut raksasa teknologi China, Huawei, dari program jaringan 5G-nya beberapa waktu lalu.
Setelah Perdana Menteri Boris Johnson meminta agar Huawei hengkang dari Inggris, AS tampak memberikan apresiasi.
Sementara itu, ketika ditanya perihal pendapat dan posisi Rusia terhadap Brexit, Kelin mengatakan Kremlin tidak memiliki perasaan yang khusus.
"Itu terserah Inggris untuk memutuskan apakah lebih nyaman di luar atau di dalam Uni Eropa. Bagi kami, itu tidak membuat perbedaan besar," urainya.
Meski begitu, ia mengakui, Brexit menciptakan sebuah peluang yang besar bagi Rusia dan Inggris untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Tetapi, sekali lagi, hal tersebut sulit dicapai karena ada hambatan politik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: