Insiden penyerangan oleh sekelompok orang tak dikenal di Niger yang menewaskan 8 orang termasuk 6 warga Prancis membuat Presiden Emmanuel Macon geram.
Macron mengutuk keras serangan yang ia sebut sebagai tindakan ‘pengecut’ itu. Macron mengatakan dirinya akan melakukan segala upaya untuk mengungkap insiden mengerikan tersebut.
Hal itu dikatakan Emmanuel Macron saat melakukan kontak dengan Presiden Niger Mahamadou Issoufou pada Minggu (9/8). Dalam kesempatan itu Macron juga mengatakan bahwa dia bertekad untuk membantu melawan "kelompok teroris di wilayah Sahel", seperti dikutip dari
AFP, Senin (10/8).
Sebelumnya, para pejabat di Niger mengatakan enam dari delapan orang yang tewas oleh pria bersenjata pada Minggu adalah warga negara Prancis.
Sebuah sumber yang dekat dengan layanan lingkungan setempat mengatakan serangan itu terjadi sekitar pukul 11:30 siang waktu setempat, enam kilometer timur kota Koure, yang berjarak satu jam perjalanan dari ibu kota Niamey.
"Sebagian besar korban ditembak. Kami menemukan sebuah majalah yang kartridnya kosong di tempat kejadian," kata sumber itu.
"Kami tidak tahu identitas penyerang, tetapi mereka datang dengan sepeda motor melewati semak-semak dan menunggu kedatangan turis."
Sumber itu menambahkan, kendaraan wisatawan itu milik organisasi kemanusiaan Prancis ACTED. Para wisatawan asing memang banyak yang berkunjung ke wilayah tersebut, sebagian besar tujuan mereka adalah melihat jerapah Afrika Barat atau Niger yabg terkenal dengan keunikannya.
Sekitar 20 tahun yang lalu, sekelompok kecil jerapah Afrika Barat atau Niger, subspesies yang dibedakan dengan warnanya yang lebih terang, menemukan tempat berlindung yang aman dari pemburu dan predator di wilayah Koure.
Hari ini mereka menjadi daya tarik wisata utama di bekas jajahan Prancis itu, dan menjadi hewan yang sangat dilindungi oleh masyarakat lokal dan kelompok konservasi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.