Sebuah perjalanan yang tentunya akan dikutuk Beijing.
Menteri Kesehatan Alex Azar tiba di Taipei pada hari Minggu (9/8) untuk kunjungan tiga hari dalam rangka mempromosikan nilai-nilai demokrasi bersama serta keberhasilan pulau itu dalam menjinakkan virus corona.
Kunjungan Azar ini terjadi di tengah kacaunya hubungan Washington dan Beijing. Kedua raksasa itu kini tengah mengalami bentrokan terkait masalah perdagangan, militer dan keamanan, serta pandemik.
China, yang menegaskan Taiwan adalah masih bagian dari wilayahnya sendiri dan berjanji untuk merebutnya kembali suatu hari, telah menggambarkan kunjungan Azar sebagai ancaman bagi 'perdamaian dan stabilitas'.
Azar dijadwalkan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Senin pagi (10/8) waktu setempat. Selain bertemu dengan Tsai, Azar akan mengadakan pembicaraan dengan mitranya Chen Shih-chung dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu.
“Perjalanan ini merupakan pengakuan atas keberhasilan Taiwan dalam memerangi Covid-19 dan bukti kepercayaan bersama bahwa masyarakat terbuka dan demokratis paling siap untuk memerangi ancaman penyakit seperti Covid-19,†kata seorang pejabat departemen kesehatan dan layanan manusia kepada wartawan sebelum kunjungan, seperti dikutip dari
AFP, Senin (10/8).
Taiwan telah menjadi negara percontohan untuk mengalahkan virus corona berkat program pelacakan yang diasah dengan baik serta kontrol perbatasan yang tegas. Sejauh ini negara itu hanya mencatat kurang dari 500 infeksi dan tujuh kematian. Sebaliknya AS telah mencatat kematian terbanyak di dunia dengan lebih dari 160 ribu kematian
Washington tetap menjadi pemasok senjata utama ke Taiwan tetapi secara historis berhati-hati dalam mengadakan kontak resmi dengannya.
Di bawah Trump, hubungan dengan Taiwan telah menghangat secara dramatis dan dia telah menyetujui sejumlah penjualan militer besar, termasuk jet tempur F-16.
Douglas Paal, mantan kepala Institut Amerika di Taiwan, kedutaan de facto Washington, mengatakan pemerintahan Trump masih memperhatikan garis merah China yang mengatur bahwa tidak boleh ada pejabat AS yang menangani keamanan nasional untuk mengunjungi Taiwan.
Sepanjang tahun 1990-an, Amerika Serikat mengirim pejabat perdagangan ke Taiwan secara teratur.
Perbedaan kali ini ada di konteksnya, yaitu Azar melakukan perjalanan pada saat hubungan antara Washington dan Beijing mencapai titik terendah baru, kata Paal.
Kunjungan ini bakal merangsang kemarahan China seiring dengan konfrontasi yang dilakukan AS di berbagai kesempatan, seperti soal virus, UU Keamanan Nasional Hong Kong, hingga perusahaan teknologi Tiktok.
“Mengirimnya (Menkes AS) ke Taiwan menunjukkan rasa hormat terhadap kerangka kerja lama sambil menaruh jari di mata China pada saat yang sama,†kata Paal.
“Fakta bahwa mereka tidak memilih untuk mengirim penasihat keamanan nasional atau orang lain menunjukkan bahwa mereka berusaha sedekat mungkin ke garis merah China tetapi tidak ingin melewatinya.â€
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.