Jurubicara IFRC, Antony Balmain pada Senin (10/8) mengatakan, para sukarelawan tersebut akan dikerahkan di sembilan provinsi di Korea Utara, termasuk kota perbatasan Kaesong yang baru-baru ini dikunci.
Selain harus menghadapi karantina, Kota Kaesong saat ini menghadapi bencana banjir. Sukarelawan IFRC pun memberikan bantuan kepada 2.100 keluarga paling berisiko, termasuk terpal, peralatan dapur, selimut, hingga perlengkapan kebersihan.
“Ratusan rumah rusak dan sebagian besar sawah terendam akibat hujan lebat dan banjir bandang. Keluarga didukung dengan pertolongan pertama psikologis dan kegiatan kesadaran untuk menjaga kebersihan dan tetap sehat,†kata Balmain, melansir
Reuters.
Secara khusus, Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un juga sudah mengirim paket bantuan ke Kaesong.
KCNA melaporkan, pasokan biji-bijian dari Pyongyang sudah tiba di daerah lain yang dilanda banjir pada pekan lalu.
Bulan lalu, seorang pembelot dengan gejala Covid-19 pulang kembali ke Korea Utara dari Korea Selatan. Pembelot tersebut diketahui melalui Kaesong, sehingga Kim Jong Un memberlakukan status sarurat dan kuncian di kota perbatasan antar-Korea tersebut.
Kendati begitu Korea Selatan mengaku, tidak ada bukti pembelot tersebut mengidap Covid-19.
Pada saat yang hampir bersamaan, beberapa hari terakhir Korea dilanda hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor.
Di Korea Selatan, ada sedikitnya 32 orang meninggal setelah 49 hari hujan monsun mengguyur.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.