Hal tersebut diungkap oleh Utusan Khusus Amerika Serikat (AS), Zalmay Khalilzad dan sumber pemerintah Afganistan pada Senin (10/8).
Seorang sumber pemerintah kepada
Reuters mengatakan, Presiden Ashraf Ghani kemungkinan akan menandatangani keputusan pembebasan para tahanan pada Senin malam. Di mana ia akan membebaskan 400 tahanan Taliban terakhir.
Keputusan tersebut diambil setelah pemerintah mendapatkan saran dari para tokoh tetua pada Minggu (9/8). Keputusan itu menjadi sangat penting karena membuka jalan perdamaian antara pemerintah dan kelompok pemberontak untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung belasan tahun.
"Semua orang menunggu Ghani menandatangani keputusan itu. Rencana awal adalah melakukan perjalanan ke Doha pada Rabu dan pembicaraan akan dimulai pada Minggu," ungkap sumber tersebut.
Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad pun menyambut baik kemajuan tersebut. Sudah berbulan-bulan ia berusaha membawa Taliban untuk maju ke meja perundingan bersama dengan pemerintah.
"Dalam beberapa hari ke depan, kami mengharapkan penyelesaian pembebasan tahanan, kemudian perjalanan tim ke Doha, dan dari sana segera dimulai negosiasi intra-Afghanistan," ucap Khalilzad dalam akun Twitter-nya.
“Kami siap untuk melakukan pembicaraan dalam waktu seminggu setelah kami melihat tahanan kami dibebaskan. Kami siap," ujar jurubicara Taliban, Suhail Shaheen Senin.
Selama ini, pemerintah Afganistan menahan sekitar 5.000 pasukan Taliban yang beberapa waktu terakhir sudah dibebaskan secara berkala. Sebanyak 400 tahanan terakhir yang dibebaskan merupakan mereka pasukan "inti" yang melakukan kejahatan tingkat tinggi.
Beberapa dari mereka terlibat bom truk pada 2017 di dekat Kedutaan Jerman di Kabul. Insiden tersebut menewaskan lebih dari 150 orang, merupakan serangan paling mematikan sejak konflik selama 19 tahun terakhir di Afganistan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: