Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Usai Ledakan Beirut, Menhan Benny Gantz: Israel Siap Perang Lawan Lebanon

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 11 Agustus 2020, 08:24 WIB
Usai Ledakan Beirut, Menhan Benny Gantz: Israel Siap Perang Lawan Lebanon
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz/Net
rmol news logo Ledakan dahsyat di Beirut tampaknya tidak menghentikan permusuhan antara Israel dan Lebanon. Bahkan Israel mengaku siap untuk berperang melawan Lebanon jika memang harus melakukannya.

Hal tersebut diungkap oleh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Benny Gantz saat memberikan pengarahan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset pada Senin (10/8).

Meski begitu, ia mengatakan, perang sendiri hanya akan berdampak serius bagi Lebanon.

"Sementara (pemimpin Hizbullah, Hasan) Nasrallah adalah musuh terbesar kita di utara. Dia adalah masalah terbesar Lebanon," ujar Gantz seperti dikutip Anadolu Agency.

Bukan hanya siap melawan Hizbullah, Gantz juga mengatakan, Israel akan melanjutkan upaya untuk menghentikan invasi Iran di Suriah dan menyetop pembangunan tenaga nuklirnya.

Sementara terkait Jalur Gaza, ia mendesak agar kelompok Hamas segera mengembalikan para tentaranya yang hilang sejak serangan Israel pada 2014.

Konflik antara Israel dan Lebanon mulai terjadi pada Juli 2016. Ketika itu Hizbullah menyerang Kota Shlomi di Israel bagian utara dengan rudal Katyusha dan menyusup ke wilayahnya.

Insiden tersebut membuat tiga pasukan Israel tewas, dua terluka, dan dua diculik.

Israel kemudian melakukan serangan balasan yang lebih mematikan dan berubi-tubi agar bisa membebaskan dua tentaranya dari tawanan Hizbullah.

Baru-baru ini, hubungan keduanya memanas kembali. Israel menuding Hizbullah tengah berusaha melakukan infiltrasi yang membuat kedua pasukan bentrok di perbatasan.

Di tengah ketegangan tersebut, muncul ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020. Ledakan tersebut menghancurkan sebagian ibukota, memakan sedikitnya 150 korban jiwa, 6.000 terluka, dan puluhan masih hilang.

Banyak spekulasi yang bermunculan terkait penyebab ledakan Beirut, mengingat terjadi di tengah perselisihan antara Hizbullah dan Israel.

Kendati begitu, laporan awal menunjukkan, ledakan Beirut dipicu oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang pelabuhan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA