Pengunjuk rasa yang meninggal itu menderita cedera kepala traumatis ketika ditabrak kendaraan polisi, menurut kelompok HAM terkemuka di Belarusia, Viasna Human Rights Centre. Petugas rumah sakit tidak dapat menyelamatkan nyawa laki-laki muda itu.
Lebih dari 300 demonstran telah ditangkap sejak Minggu (9/8) kemarin. Lebih dari 150 orang di antaranya ditangkap di Ibu Kota Minsk.
"Puluhan orang luka-luka akibat bentrokan dengan aparat penegak hukum. Sepuluh orang di antaranya dilarikan ke rumah sakit,†kata Perwakilan Viasna, Sergey Sys, seperti dikutip dari
AFP, Senin (10/8).
Namun, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Belarusia, Olga Chemodanova, membantah adanya korban jiwa dalam aksi unjuk rasa di Minsk.
“Tidak. Tidak ada korban tewas,†tegasnya.
Unjuk rasa bahkan sudah terjadi sepekan sebelum pemilihan. Protes semakin hebat sehari menjelang pengumuman. Kemudian protes meledak lebih keras lagi saat Lukashenko, dinyatakan memenangkan pemilihan.
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko kembali berkuasa untuk keenam kalinya dengan perolehan 80,23 persen suara pada Pemilu 2020, seperti yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Belarus. Lukashenko telah berkuasa sejak 1994.
Ketua KPU Belarusia, Lidia Yermoshina, mengatakan penantang utama sang petahana, Svetlana Tikhanovskaya, hanya memperoleh 9,9 persen suara. Sementara, tiga capres lainnya masing-masing hanya mendapat kurang dari dua persen suara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.