Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berdiri Tegak Selama 160 Tahun Di Antara Dua Perang Dunia, Istana Sursock Akhirnya Menyerah Pada Ledakan Beirut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 11 Agustus 2020, 10:55 WIB
Berdiri Tegak Selama 160 Tahun Di Antara Dua Perang Dunia, Istana Sursock Akhirnya Menyerah Pada Ledakan Beirut
Ledakan Beirut juga menghancurkan Istana Sursock/Net
rmol news logo Salah satu bangunan bersejarah yang ada di Lebanon, Istana Sursock, tak luput dari insiden ledakan dahsyat di Ibu Kota Beirut Selasa pekan lalu.

Bangunan yang telah berusia 160 tahun itu telah bertahan dalam dua perang dunia, jatuhnya Kekaisaran Ottoman, mandat Prancis, dan kemerdekaan Lebanon. Setelah perang saudara 1975-1990 di negara itu, butuh 20 tahun pemulihan yang cermat bagi keluarga untuk mengembalikan istana ke kejayaannya. Namun semua tiba-tiba hancur dalam sekejap akibat ledakan yang mengejutkan penjuru dunia.

“Dalam sekejap, semuanya hancur lagi,” kata Roderick Sursock, pemilik Istana Sursock yang terkenal di Beirut, salah satu bangunan paling bertingkat di ibu kota Lebanon, seperti dikutip dari Arab News, Selasa (11/8).

Sursock melangkah dengan hati-hati di atas langit-langit istana yang runtuh, berjalan melalui ruangan-ruangan yang tertutup debu, pecahan marmer dan potret leluhurnya yang tampak miring masih tergantung di dinding yang retak.

“Langit-langit di lantai atas sudah tidak ada lagi, dan beberapa dinding sudah runtuh. Tingkat kerusakan akibat ledakan besar di pelabuhan Beirut minggu lalu adalah 10 kali lebih buruk dari apa yang terjadi selama 15 tahun perang saudara,” katanya.

Lebih dari 160 orang tewas dalam ledakan itu, sekitar 6.000 orang luka-luka dan ribuan bangunan tempat tinggal dan kantor rusak. Beberapa bangunan bersejarah, rumah tradisional Lebanon, museum, dan galeri seni juga mengalami berbagai tingkat kerusakan.

Istana Sursock, dibangun pada tahun 1860 di jantung kota Beirut yang bersejarah di atas bukit yang menghadap ke pelabuhan yang sekarang telah musnah. Istana itu adalah rumah bagi karya seni yang indah, furnitur era Ottoman, marmer, dan lukisan dari Italia yang dikumpulkan oleh tiga generasi keluarga Sursock.

Sursock lahir dari keluarga Ortodoks Yunani, yang berasal dari ibu kota Bizantium, Konstantinopel (sekarang Istanbul) dan menetap di Beirut pada tahun 1714.

Rumah tiga lantai ini telah menjadi landmark di Beirut.

Dengan tamannya yang luas, bangunan ini biasa dijadikan tempat untuk pernikahan, pesta koktail, dan resepsi yang tak terhitung jumlahnya selama bertahun-tahun, dan telah dikagumi oleh wisatawan yang mengunjungi Museum Sursock yang berdiri di dekatnya.

Rumah di kawasan Kristen Beirut di Achrafieh itu terdaftar sebagai situs warisan budaya, tetapi Sursock mengatakan sejauh ini hanya tentara yang datang untuk menilai kerusakan di lingkungan itu. Sejauh ini, dia tidak berhasil menghubungi Kementerian Kebudayaan Lebanon.

“Istana ini rusak parah sehingga membutuhkan pemulihan yang lama, mahal dan rumit, seolah-olah membangun kembali rumah dari awal,” kata Sursock.

Sursock telah pindah ke paviliun terdekat di taman istana. Bangunan ini telah menjadi rumahnya selama bertahun-tahun bersama istrinya yang berkebangsaan Amerika, putrinya yang berusia 18 tahun, serta ibunya, Yvonne.

Dia mengatakan Lady Cochrane (nama lahir Sursock) yang kini berusia 98 tahun dengan berani tinggal di Beirut selama 15 tahun perang saudara untuk mempertahankan istana itu.

Istrinya baru saja keluar dari perawatan rumah sakit, akibat ledakan dahsyat yang membuat paru-parunya terganggu.

Sursock mengatakan tidak ada gunanya memulihkan rumah itu sekarang, setidaknya sampai negara memperbaiki masalah politiknya.

“Kami butuh perubahan total, negara ini dijalankan oleh sekelompok orang yang korup,” katanya dengan marah.

Terlepas dari rasa sakit dan kerusakan akibat ledakan minggu lalu, Sursock, yang lahir di Irlandia, mengatakan dia akan tinggal di Lebanon, tempat dia menjalani seluruh hidupnya dan yang dia sebut sebagai rumah. Tapi dia sangat berharap untuk perubahan.

“Saya berharap akan ada revolusi karena ada sesuatu yang perlu dihancurkan, kita harus maju, kita tidak bisa tetap seperti ini.” rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA