Amonium nitrat dengan jumlah yang sangat besar tersebut disimpan di gudang pelabuhan tanpa pengamanan khusus yang memicu spekulasi adanya kelalaian dalam insiden mematikan tersebut.
Kendati begitu, seorang anggota tim pembersihan Prancis yang dikirim ke lokasi kejadian menyebut, ada setidaknya 20 kontainer bahan kimia lainnya yang berpotensi memicu peristiwa berbahaya lainnya.
Ahli kimia Prancis, Letnan Anthony mengungkap, dari 20 kontainer tersebut, beberapa di antaranya bocor karena ledakan pada pekan lalu.
"Pakar kimia Prancis dan Italia yang bekerja di tengah sisa-sisa pelabuhan sejauh ini telah mengidentifikasi lebih dari 20 kontainer yang membawa bahan kimia berbahaya," ungkap Anthony dalam sebuah wawancara pada Senin (10/8).
“Kami mencatat adanya wadah dengan simbol bahaya kimiawi. Dan kemudian dicatat bahwa salah satu kontainer bocor," sambungnya seperti dikutip
Associated Press.
Saat ini, para ahli bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran Lebanon berusaha untuk mengamankan semua kontainer dan menganalisis isinya.
“Kita perlu membersihkan semuanya dan menempatkan semuanya di tempat yang aman," tegasnya.
Ia enggan untuk mengidentifikasi secara rinci bahan kimia apa saja yang telah ditemukan dan potensi risiko apa yang bisa ditimbulkannya. Namun sebuah wadah, ia katakan, terlempar dan bocor karena ledakan yang sangat kuat.
"Ada juga cairan lain yang mudah terbakar di wadah lain, ada juga baterai, atau jenis produk lain yang dapat meningkatkan risiko potensi ledakan," kata Anthony.
Ledakan pada Selasa (4/8) di Pelabuhan Beirut sendiri sudah menewaskan sedikitnya 100 orang, melukai sekitar 6.000 lainnya dan puluhan masih hilang.
Ada sekitar 50 tenaga ahli dikirim dari Prancis ke Beirut untuk mengamankan lokasi, membantu pihak berwenang di Lebanon.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: