Syed Ibrahim Syed Noh mengatakan lebih dari 130 anggota parlemen dari pemerintah dan oposisi telah menandatangani petisi yang menguraikan enam rekomendasi. Ia mengatakan, hal itu juga akan disampaikan ke Inter-Parliamentary Union dan Regional Parliamentary Union seperti Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).
Petisi itu antara lain menyerukan pengusiran Israel dari Perserikatan Bangsa-Bangsa serta semua badannya.
"Saya ingin mengumumkan hari ini bahwa petisi telah ditandatangani oleh lebih dari 130 anggota parlemen dari pemerintah dan oposisi. Mereka telah menunjukkan solidaritas dan dukungan terhadap mosi dan rekomendasinya," katanya seperti dikutip dari
NST, Rabu (12/8).
Syed Ibrahim mengatakan alasan petisi itu karena pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini bahwa rencananya untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki Israel "belum keluar dari meja" namun meskipun meskipun rencana 1 Juli tidak berjalan sesuai jadwal.
Netanyahu juga mengatakan bahwa meskipun ada kendala pandemik Covid-19 dan perlawanan dari banyak pihak, rencana kontroversial tersebut tetap akan dilanjutkan.
Syed Ibrahim mengatakan rekam jejak Israel atas pelanggaran mencolok terhadap perjanjian, resolusi PBB, dan hukum internasional adalah kesaksian tentang apa yang mungkin terjadi.
“Saya khawatir Israel akan terus melanggar kedaulatan Palestina dan akan langsung menindas Palestina,†katanya.
Syed Ibrahim juga meminta anggota parlemen di negara lain untuk bergabung dalam upaya menuntut AS dan Israel menghentikan rencana aneksasi.
“Ini bukan tentang agama semata karena ada Muslim, Yahudi, dan Kristen di Palestina. Ini tentang kedaulatan dan keinginan untuk hidup damai dan harmonis di tanah, harta benda, dan keluarga mereka sendiri,†katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.