Dalam pertemuan dengan Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB pada Rabu (12/8), Perdana Menteri Yaman, Abdel-Aziz bin Habtour, menyoroti penghapusan Arab Saudi dari daftar pelanggaran hak anak.
"Menghapus Arab Saudi dari daftar pelanggar hak anak adalah noktah hitam di dahi organisasi ini dan komunitas internasional. Selain itu, hal ini akan memberi lampu hijau kepada para penyerang untuk melakukan pembantaian harian terhadap anak-anak dan wanita Yaman," kritik Habtour, dikutip dari
Fars, Rabu (12/8).
Dalam laporan tahunan tentang anak-anak dan konflik bersenjata pada 2019, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, koalisi Saudi bertanggung jawab atas pembunuhan 222 anak Yaman pada 2019, tetapi menghapus Arab Saudi dari daftar hitam pelaku utama pelanggaran besar terhadap anak.
Lebih dari tiga tahun lalu PBB untuk pertama kalinya mempermalukan Saudi dan koalisinya dengan memasukkan negara itu ke dalam daftar hitam pasukan yang membunuh dan melukai anak-anak di Yaman.
Namun kemudian pada Juni lalu, PBB telah menghapus Saudi dari daftar itu.
"Koalisi akan dihapus dari daftar menyusul penurunan signifikan dalam pembunuhan dan (penyebab) cacat akibat serangan udara dan penerapan langkah-langkah yang bertujuan melindungi anak-anak," kata Guterres seperti dikutip
Reuters, Selasa (16/6) lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.