Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Sita Empat Kapal Tanker Minyak Iran, Saat Ini Dibawa Ke Houston

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 14 Agustus 2020, 09:46 WIB
AS Sita Empat Kapal Tanker Minyak Iran, Saat Ini Dibawa Ke Houston
Ilustrasi kapal tanker Iran/Net
rmol news logo Amerika Serikat (AS) menyita empat kapal tanker Iran yang diduga membawa minyak, sehingga dianggap melanggar sanksi dari Washington.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Laporan penyitaan tersebut diungkap oleh pejabat AS kepada Wall Street Journal pada Kamis (13/8). Keempat kapal tersebut adalah Luna, Pandi, Bering, dan Bella.

Semuanya ditangkap tanpa menggunakan kekuatan militer dalam beberapa hari teakhir dan saat ini sedang dalam perjalanan ke Houston, Texas, yang merupakan pelabuhan minyak utama.

Mengutip Sputnik, upaya tersebut dimotivasi oleh kedatangan lima kapal tanker bahan bakar Iran di Venezuela pada awal tahun ini.

Tanpa mengindahkan sanksi ekonomi AS, lima kapal tersebut mengirim 1,5 juta barel dari Iran ke Venezuela.

Sebanyak dua dari empat kapal yang disita, Bering dan Bella, sebelumnya diintimidasi untuk membatalkan pengiriman mereka ke Venezuela. Kedua kapal tersebut terdaftar di Liberia tetapi dimiliki oleh pengirim Yunani.

Selain itu, penyitaan kemungkinan dilakukan sebagai keluhan yang diajukan jaksa penuntut AS pada Juli, yang awalnya bertujuan untuk menyita kapal tanker Iran menuju Venezuela, tetapi juga mencakup pengiriman di masa depan di tempat lain.

Sebelumnya, pada 10 Agustus, Pakistan telah menyita sebuah kapal tanker Iran di pelabuhan Karachi atas perintah pemerintah AS. Tetapi nama kapal tersebut tidak pernah dilaporkan dan tidak jelas apakah itu adalah salah satu dari empat kapal tanker yang sekarang dalam perjalanan ke Houston.

Sejak Agustus 2018, pemerintahan Presiden Donald Trump telah mencekik Iran dengan berbagai sanksi ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi ekspor minyak Teheran menjadi nol.

Trump sendiri mengklaim Iran telah melanggar Rencana Aksi Komprehensif Bersama 2015, kesepakatan delapan pihak di mana Iran setuju untuk membatasi aturan tentang penggunaan tenaga nuklir dan penyimpanan uranium olahan dengan imbalan penurunan sanksi ekonomi yang sudah berlangsung lama.

Namun, tidak ada negara lain yang terlibat dalam kesepakatan itu yang menemukan kesalahan dengan perilaku Iran. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA