Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sambut Normalisasi Hubungan Dengan UEA, Presiden Israel Undang Putra Mahkota MBZ Ke Yerusalem

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 14 Agustus 2020, 12:15 WIB
Sambut Normalisasi Hubungan Dengan UEA, Presiden Israel Undang Putra Mahkota MBZ Ke Yerusalem
Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau yang dikenal dengan MBZ/Net
rmol news logo Menyambut kesepakatan damai dan normalisasi hubungan diplomatik Israel-Uni Emirat Arab (UEA), balai kota di Tel Aviv diterangi dengan lampu-lampu yang membentuk bendera kedua negara.

Melalui akun Twitter-nya pada Kamis (13/8), Presiden Israel Reuven Rivlin mengundang putra mahkota UEA untuk berkunjung.

"Saya mengundang Putra Mahkota (Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ)) untuk mengunjungi Yerusalem," cuitnya sembari membubuhi salam dalam bahasa Arab, mengutip 9News.

Undangan tersebut muncul beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai Israel dan UEA yang disebut dengan Abraham Accord.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Israel dan UEA akan membangun hubungan diplomatik penuh. Tel Aviv juga akan menangguhkan rencana aneksasi Tepi Barat yang diinisiasi oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

"Terobosan BESAR hari ini! Perjanjian Damai Bersejarah antara dua mitra HEBAT kita, Israel dan UEA!" cuit Trump dalam akun Twitter-nya.

Walikota Tel Aviv, Ron Huldai, mengucapkan selamat kepada Netanyahu atas "pencapaian ganda", yaitu perdamaian dengan UEA dan membatalkan rencana untuk mencaplok sebagian Tepi Barat.

Dengan kesepakatan tersebut, UEA menjadi negara ketiga yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.

Meski begitu, banyak pihak yang mengutuk dan mengkritik normalisasi tersebut.

Otoritas Palestina mengutuk kesepakatan tersebut yang dianggap telah mengkhianati Yerusalem, Al Aqsa, dan perjuangan rakyat Palestina.

"Kepemimpinan Palestina dengan keras menolak dan mengutuk pernyataan mengejutkan dari AS, Israel, dan UEA tentang normalisasi hubungan," ujar jurubicara Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeina dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Bukan hanya Palestina, sejumlah negara lain seperti Turki dan Yaman juga mengutuk kesepakatan tersebut.

Kelompok militan Hamas bahkan mengatakan, UEA menikam Palestina dari belakang dengan menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel.

"Pengumuman ini adalah hadiah atas kejahatan pendudukan Israel. Normalisasi adalah penusukan dari belakang orang-orang kami," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA