Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Para Dokter Lancarkan Aksi Protes, 8.300 Klinik Di Korea Selatan Tutup

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 14 Agustus 2020, 17:22 WIB
Para Dokter Lancarkan Aksi Protes, 8.300 Klinik Di Korea Selatan Tutup
Aksi protes para dokter di Korea Selatan pada 7 Agustus 2020/Net
rmol news logo Aksi protes para tenaga medis di Korea Selatan masih dilakukan. Sekitar seperempat klinik medis di negeri Ginseng tutup karena para tenaga medis melakukan aksi mogok kerja.

Mogok kerja yang dilakukan pada Jumat (14/8) merupakan bentuk protes terhadap rencana pemerintah untuk menambah jumlah mahasiswa kedokteran sementara kesejahteraan para dokter magang dan residen belum terpenuhi.

Beberapa waktu lalu pemerintahan Presiden Moon Jae-in berencana untuk menambah 4.000 mahasiswa kedokteran selama 10 tahun ke depan agar mereka lebih siap untuk menghadapi krisis kesehatan seperti pandemik Covid-19.

Kendati begitu, mengutip CNA, Asosiasi Medis Korea (KMA) mengatakan, Korea Selatan sudah memiliki lebih dari cukup dokter.

"Jumlah dokter per 1.000 orang telah meningkat 3,1 persen setiap tahun selama 10 tahun terakhir, enam kali lebih besar dari rata-rata OECD," ujar KMA dalam pernyataannya.

Alih-alih, mereka meminta agar pemerintah menambah tunjangan para dokter magang dan residen yang saat ini dalam pelatihan.

KMA mengungkap, ratusan dokter dan peserta pelatihan dijadwalkan melakukan protes di luar gedung parlemen pada Jumat malam.

Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip mengungkap, setidaknya 8.365 dari 33.836 fasilitas medis di Korea Selatan, termasuk klinik swasta, akan mengikuti aksi tersebut. Jumlah tersebut pun bisa meningkat.

Pengumuman mogok kerja para dokter di Korea Selatan muncul ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 103 kasus baru Covid-19, dengan 85 di antaranya transmisi lokal.

Totalnya, saat ini ada 14.873 infeksi Covid-19 di Korea Selatan dengan 305 kematian.

Saat ini, pihak berwenang tengah meninjau untuk memberlakukan pembatasan sosial yang lebih ketat. Termasuk membatasi pertemuan publik hingga maksimal 50 orang dari 100 orang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA