Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi pada Sabtu (15/8), Ramaphosa mengatakan, pemerintah akan beralih ke pembatasan yang lebih rendah, yaitu tingkat 2 mulai Senin tengah malam (17/8).
Dengan begitu, pemerintah akan mengakhiri larangan penjualan alkohol dan tembakau, serta mengizinkan restoran dan kedai kembali beroperasi seperti normal. Larangan perjalanan antar provinsi juga akan dicabut, walaupun perjalanan internasional masih ditangguhkan.
"Semua indikasi menunjukkan Afrika Selatan telah mencapai puncak dan bergerak melampaui titik belok kurva," kata Ramaphosa seperti dikutip
Reuters.
“Perpindahan ke tingkat dua berarti kita dapat menghapus hampir semua batasan untuk memulai kembali aktivitas ekonomi di sebagian besar industri,†tambahnya.
Meskipun begitu, ia juga mengatakan, pemerintah akan menerapkan regulasi kebersihan yang lebih kekatat.
Dengan pelonggaran tersebut, ia mengatakan, Afrika Selatan bisa mulai melakukan pemulihan ekonomi yang sudah jatuh ke dalam resesi.
“Pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan memberi kita kesempatan terbesar sejak awal pandemik untuk menghidupkan kembali perekonomian yang sedang berjuang,†tutur Ramaphosa.
Akibat pembatasan sendiri, banyak bisnis yang bangkrut, ribuan orang kehilangan pekerjaan dan jutaan terperosok ke dalam jurang kemiskinan ekstrem.
Walaupun wudah memberlakukan kuncian yang paling ketat, Afrika Selatan mengalami lonjakan kasus yang luar biasa, bahkan menjadi negara dengan jumlah infeksi tertinggi kelima di dunia.
Sejauh ini, Afrika Selatan memiliki sekitar 579 ribu kasus Covid-19 dengan 11.500 di antaranya sudah meninggal dunia.
Kini, Ramophasa menyebut, tingkat infeksi mulai menurun menjadi rata-rata 5 ribu kasus per hari dari 12 ribu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: