Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tanda Tanya Besar Di Balik Serangan Terhadap Satu-Satunya Negosiator Wanita Afghanistan-Taliban

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 16 Agustus 2020, 23:11 WIB
Tanda Tanya Besar Di Balik Serangan Terhadap Satu-Satunya Negosiator Wanita Afghanistan-Taliban
Negosiator wanita Afghanistan untuk Taliban, Fawzia Koofi diserang pihak tidak dikenal,/Net
rmol news logo Jelang akhir pekan ini, publik Afghanistan dikejutkan dengan kabar penyerangan terhadap seorang wanita bernama Fawzia Koofi.

Dia bukan wanita biasa. Koofi merupakan satu-satunya wanita yang menjadi negosiator sekaligus juru kampanye perdamaian antara pemerintah Afghanistan dengan kelompok militan Taliban.

Dia diserang dengan tembakan yang dilepas oleh orang tidak dikenal pada Jumat (14/8) saat Koofi tengah berjalan bersama dengan saudara perempuannya. Beruntung, serangan itu meleset dan dia hanya mengalami cedera ringan.

Dikabarkan BBC pada akhir pekan ini (Minggu, 16/8), Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad mengecam keras kejadian itu. Dia menilai bahwa serangan tersebut adalah upaya kriminal yang pengecut untuk mengganggu proses perdamaian Afghanistan yang saat ini tengah dijajaki.

Tidak diketahui siapa pelaku penembakan Koofi tersebut atau siapa di balik pelaku penembakan itu.

Namun ketika serangan terjadi, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak mata mengarah pada Taliban. Kelompok militan itu dicurigai menjadi dalang di balik serangan tersebut.

Sadar bahwa banjir tuduhan sedang terjadi, Taliban pun buru-buru mengeluarkan pernyataan tidak lama setelah serangan tersebut. Kelompok militan itu membantah bahwa mereka berada di balik serangan terhadap Koofi.

Untuk diketahui, saat ini pemerintah Afghanistan dan kelompok militan Taliban tengah bersiap untuk melakukan pembicaraan. Taliban sebelumnya menolak untuk bernegosiasi langsung dengan pemerintah Afghanistan.

Namun pada Februari lalu, Taliban setuju untuk mengambil bagian dalam pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama hampir dua dekade di Afghanistan setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, pemerintah Afghanistan harus membebaskan 5.000 tahanan Taliban. Hal itu dipenuhi oleh pemerintah Afghanistan. Pembebasan tahanan Taliban dilakukan sejak beberapa waktu lalu dengan sejumlah gelombang.

Gelombang terakhir tahanan Taliban yang dibebaskan berjumlah 400 orang pada Kamis (13/8).

Setelah syarat tersebut dipenuhi, kedua belah pihak kini tengah menunggu untuk duduk satu meja dalam pembicaraan yang diperkirakan akan dimulai di Qatar.

Di tengah situasi tersebut, serangan terhadap Koofi terjadi dan mengganggu suasana damai yang tengah dibangun.

Ada kekhawatiran bahwa serangan Koofi yang dikenal sebagai seorang kritikus yang blak-blakan terhadap Taliban dapat merusak proses tersebut.

"Pola serangan terarah yang mengkhawatirkan yang dapat berdampak negatif pada kepercayaan dalam proses perdamaian," tulis kepala Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan, Shaharzad Akbar, di Twitter.

Hingga kini, penyerangan terhadap Koofi masih menyisakan tanda tanya besar, baik soal siapa di balik pelaku penyerangan serta bagaimana dampaknya pada masa depan perdamaian Afghanistan yang baru mulai dibangun fondasinya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA