Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Setelah UEA, Israel Bidik Bahrain Dan Oman Untuk Ikut Merapat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 17 Agustus 2020, 01:12 WIB
Setelah UEA, Israel Bidik Bahrain Dan Oman Untuk Ikut Merapat
Sejumlah warga Palestina mengambil bagian dalam protes terhadap kesepakatan Uni Emirat Arab dengan Israel untuk menormalisasi hubungan, di Nablus, wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel pada 14 Agustus 2020/Reuters
rmol news logo Bahrain dan Oman bisa menjadi negara Teluk berikutnya yang mengikuti jejak langkah Uni Emirat Arab (UEA) untuk memperbaiki serta meresmikan hubungan dengan Israel. Begitu kata Menteri Intelijen Israel, Eli Cohen (Minggu, 16/8).

"Setelah perjanjian ini akan muncul perjanjian tambahan, baik dengan lebih banyak negara Teluk dan dengan negara-negara Muslim di Afrika," kata Cohen mengatakan kepada Radio Angkatan Darat dan dimuat ulang Reuters.

Secara spesifik dia menyebut Bahrain dan Oman sebagai negara yang akan memperbaiki hubungan dengan Israel.

"Saya pikir Bahrain dan Oman pasti ada dalam agenda. Selain itu, dalam penilaian saya, ada kemungkinan tahun depan sudah ada kesepakatan damai dengan negara-negara lain di Afrika, salah satunya Sudan," sambungnya.

Untuk diketahui, Israel dan UEA menandatangani perjanjian perdamaian yang disponsori oleh Amerika Serikat. Perjanjian itu membawa pergeseran dalam peta politik di Timur Tengah.

Pada Kamis (13/8), Israel dan UEA juga mengumumkan bahwa mereka akan menormalkan hubungan diplomatik.

Langkah tersebut membuat geram sejumlah negara, salah satunya yang paling lantang adalah Iran.

Namun di sisi lain, ada juga pujian dari negara Teluk lainnya, yakni Bahrain dan Oman. Kedua negara tersebut memuji kesepakatan itu, namun belum ada yang mengeluarkan pernyataan resmi soal kemungkinan perjanjian yang sama untuk negara mereka dengan Israel.

Namun jika menengok lagi ke beberapa tahun terakhir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bertemu dengan para pemimpin Oman dan Sudan setidaknya dalam dua tahun terakhir.

"Saya berharap lebih banyak negara akan bergabung dengan kami dalam lingkaran perdamaian,” kata Netanyahu kepada para menteri kabinet pada akhir pekan kemarin.

"Ini adalah perubahan bersejarah yang memajukan perdamaian dengan dunia Arab dan pada akhirnya akan memajukan perdamaian yang nyata, sadar dan aman dengan Palestina," sambungnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA