Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prancis Keberatan Soal Rencana Pembebasan 400 Tahanan Inti Taliban Oleh Afghanistan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 17 Agustus 2020, 07:57 WIB
Prancis Keberatan Soal Rencana Pembebasan 400 Tahanan Inti Taliban Oleh Afghanistan
Prancis/Net
rmol news logo Pemerintah Prancis lewat Kementerian Luar Negerinya telah meminta pemerintah Afghanistan untuk tidak memasukkan pejuang Taliban yang dihukum karena membunuh warga Prancis dalam kesepakatan pembebasan tahanan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Seperti diketahui sebelumya pemerintah Afghanistan telah setuju untuk membebaskan 400 tahanan "inti" sebagai bagian dari gerakan menuju pembicaraan damai dengan  gerilyawan Taliban. Seorang pejabat terkait mengatakan pada Jumat (14/8) bahwa 80 dari narapidana tersebut telah dibebaskan sejauh ini.

Kesepakatan tersebut membuat Prancis merasa khawatir karena ada beberapa narapidana yang dibebaskan terkait dengan pembunuhan warga Prancis di Afghanistan.

"Prancis sangat prihatin dengan kehadiran, di antara orang-orang yang kemungkinan akan dibebaskan ada beberapa teroris yang dihukum karena membunuh warga Prancis di Afghanistan," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan, seprti dikutip dari France24, Minggu (16/7).

"Kami dengan tegas menentang pembebasan individu yang dihukum karena kejahatan terhadap warga negara Prancis, khususnya tentara dan pekerja kemanusiaan," tambahnya.

Melalui pernyataan tersebut Prancis akan segera meminta pihak berwenang Afghanistan agar tidak melanjutkan pembebasan anggota Taliban.

"Kami segera meminta pihak berwenang Afghanistan untuk tidak melanjutkan pembebasan para teroris ini," katanya.

Ketidaksepakatan atas pembebasan para tahanan, termasuk orang-orang yang dituduh terkait dengan beberapa serangan paling berdarah di Afghanistan, telah menunda negosiasi perdamaian selama berbulan-bulan karena Amerika Serikat menarik pasukan berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani dengan Taliban pada Februari lalu.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA