Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bermain Dengan Manuver Lama Putin Berada Di Persimpangan, Nasib Belarus Pun Ada Di Tangannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 17 Agustus 2020, 14:04 WIB
Bermain Dengan Manuver Lama Putin Berada Di Persimpangan, Nasib Belarus Pun Ada Di Tangannya
Republik Rusia Vladimir Putin/Net
rmol news logo Kremlin mengumumkan bahwa Rusia telah menegaskan kesiapannya membantu Belarusia tentang keamanan negara itu. Paska kemenangan sang petahanan Alexandr Lukashenko, Belarusia menghadapi amukan massa yang memunculkan kekerasan aparat. Pernyataan Kremlin kemudian mengingatkan orang-orang tentang bagaimana Putin memainkan manuvernya yang hampir sama pada 2014 lalu.

Lukashenko, tengah menghadapi protes keras rakyat Belarus atas dugaan kecurangan pada pemilihan Belarus. Ia menelepon Vladimir Putin untuk membicarakan masalah itu. Padahal Belarusia dan Rusia masih dalam kondisi ‘tidak saling menyapa’ sejak adanya laporan 33 orang Rusia yang ditangkap pada 29 Juli di Minsk.

Hal yang tidak terduga terjadi, setelah urusan laporan 33 orang Rusia itu selesai, Putin menyatakan kesiapannya membantu masalah Belarus.

Rusia dan Belarus memang sekutu lama. Namun, pilihan Putin membantu negara itu dalam kondisi saat ini seperti mengulang manuvernya di masa lalu, ketika Putin membantu Presiden Viktor Yanukovych yang melarikan diri dari Ukraina setelah berbulan-bulan massa melakukan protes keras. Selanjutnya yang terjadi adalah  aneksasi ilegal Rusia atas Krimea dan invasi Rusia ke Ukraina timur, yang memicu perang yang berlangsung lambat yang berlanjut hingga hari ini.

Pengamat Julia Ioffe, yang juga seorang koresponden media, mengatakan bahwa saat ini Putin dihadapkan pada dua pilihan. Mengulangi manuvernya di tahun 2014 dengan membiarkan Lukashenko melarikan diri sambil melahap Belarusia dan mempertaruhkan serangan balik dari Barat  atau membiarkan situasi dimainkan dan memodulasi intervensinya?

Sekarang, nasib Belarusia tergantung pada apa yang dia putuskan.

Putin berada pada posisi yang menyulitkan dirinya sendiri.

Di barat, kondisi sangat mengkhawatirkan. Rakyat Belarus telah turun ke jalan. Belarus adalah negara bekas Republik Soviet yang terkait secara erat dengan Rusia terkait sejarah dan budayanya dan diikat oleh  perjanjian integrasi yang masih samar-samar. Aksi itu mendapat perlawanan dari aparat dan kondisi semakin brutal hingga dilaporkan dua tewas, ratusan luka-luka dan ribuan ditangkap.

Sementara di sebelah timur, yaitu Khabarovsk - kota besar di dekat pantai Pasifik Rusia dan tujuh zona waktu dari Moskow -Massa telah memberontak selama berminggu-minggu. setelah Putin mencopot gubernur pilihan rakyat dan malah menggantinya dengan pilihannya sendiri.

Putin adalah pemimpin yang tidak menyukai aksi protes. Julia Loffe mengatakan, sejak Putin menjadi perwira KGB yang berbasis di Dresden, di Jerman Timur, ia memandang protes populer sebagai pertanda ketidakstabilan, kekerasan dan, lebih buruk, runtuhnya negara.

Pada 2005, Putin menyebut runtuhnya Uni Soviet sebagai "bencana geopolitik terbesar". Dua tahun lalu, dia mencabut sentimen tersebut, dengan mengatakan bahwa dia akan membatalkan pembongkaran Uni Soviet jika dia bisa.

Di Moskow, beberapa sekutu Putin telah melontarkan gagasan untuk menerapkan kekuatan di Belarus.

“Kau tahu, sudah waktunya bagi Orang Sopan untuk memulihkan ketertiban karena hanya mereka yang tahu bagaimana caranya,” tweet pemimpin redaksi RT, saluran propaganda Kremlin. Rusia dikenal sebagai ‘orang sopan’.

Campur tangan Rusia di Belarus untuk membantu Lukashenko memadamkan protes akan memperkuat garis merah Putin dalam menggulingkan diktator.

Julia Loffe menilai Lukashenko sudah mempermainkan ketakutan Putin akan revolusi warna di Rusia.  Lukashenko mengatakan di depan umum bahwa jika protes ini tidak dihentikan, maka gelombang akan bergulir ke sana -ke Moskow.  

Putin dan Lukashenko selama ini memiliki hubungan ‘benci tapi rindu’.  Dukungan Putin terhadap Lukashenko juga akan mengirimkan pesan bagi Eropa, yang sibuk menyusun sanksi terhadap Belarusia, bahwa Belarusia masih kuat dalam pengaruh Rusia dan merupakan penyangga Rusia dengan NATO.

Mungkin lebih tepat jika Putin membiarkan semua berjalan tanpa campur tangan Rusia. Kemudian saat konflik mereka, Rusia bisa melakukan kesepakatan dengan siapa pun presiden Belarusia kelak.

Dan karena tidak ada jenis tawaran kerja sama di atas meja dari Eropa maka selayaknya Putin mampu membiarkan segala sesuatunya bergoyang di Belarus tanpa membuat tangannya lebih kotor dari yang benar-benar diperlukan.

Apa yang dilakukan Putin akan semakin menjelaskan sikapnya terhadap Eropa dan Amerika Serikat. Jika dia memilih jalan yang lebih terkendali, itu akan menunjukkan bahwa dia dalam posisi yang kuat, dan bahwa dia tidak lagi melihat Barat sebagai ancaman seperti dulu.
 
Namun, jika Putin memilih untuk terang-terangan mencampuri urusan negara tetangga lain, ini akan menjadi pengingat bahwa Putin banyak beradaptasi dan mengubah dirinya untuk mempertahankan kekuasaan selama dua dekade.

Ribuan orang berkumpul di luar gedung televisi pemerintah menuntut liputan penuh tentang demonstrasi yang terjadi sepanjang pekan lalu. Kerusuhan terjadi bahkan sejak sebelum pengumuman hasil pemilihan presiden (pilpres) Belarus.

Ketika Komisi Pemilihan Umum Pusat mengatakan Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, memenangkan 80,1 persen suara dan kandidat oposisi utama Svetlana Tikhanovskaya hanya 10,12 persen, protes pun meledak menjadi kerusuhan yang mengerikan. Massa menduga Lukashenko melakukan kecurangan.

Dua pengunjuk rasa telah tewas selama protes pasca pemilihan, dan hampir 7.000 orang telah ditangkap. Organisasi hak asasi Amnesty International telah mengecam "kampanye penyiksaan yang meluas dan perlakuan buruk lainnya oleh pihak berwenang Belarusia yang bermaksud menghancurkan protes damai dengan cara apa pun."

Uni Eropa mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan menjatuhkan sanksi baru pada pejabat Belarusia yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA