Hal tersebut dikatakan oleh Maduro dalam pidatonya yang disiarkan di televisi pada Minggu (16/8),
Sputnik.
"Saya senang Rusia akan menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi penduduknya," ujar Maduro.
"Akan ada saatnya kita semua divaksinasi, dan yang pertama adalah saya. Saya akan mendapatkan vaksinnya, saya akan memberi contoh," sambungnya.
Setelah dirinya, Maduro mengatakan, vaksin akan diberikan kepada petugas medis, lansia, dan mereka yang memiliki penyakit bawaan.
Sputnik V yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia baru akan diluncurkan secara luas paling cepat pada Januari 2021, dan jangka waktu pengiriman ke Venezuela masih belum jelas.
Selasa lalu (11/8), Presiden Vladimir Putin mengumumkan Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin Covid-19. Vaksin tersebut diyakini bisa memberikan kekebalan pada manusia dengan jangka waktu dua tahun.
Dutabesar Rusia untuk Venezuela, Sergei Melik-Bagdasarov, pada pekan lalu mengatakan, pemerintahan Maduro telah menunjukkan minat untuk memperoleh vaksin tersebut.
Meski begitu masih belum dapat dipastikan kapan pengiriman vaksin tersebut karena adanya sanksi dari Amerika Serikat (AS).
Menanggapi situasi tersebut, Maduro menuding AS memblokir pasokan obat ke Venezuela.
"Mereka menganiaya kami. Kami akan membeli obat-obatan melawan virus corona dan mereka menganiaya kami, mereka menelepon perusahaan dan memberi tahu mereka, 'Jangan jual vaksin ke Venezuela'," ujar Maduro.
Sejauh ini, Venezuela sudah melaporkan 33.755 kasus Covid-19 dengan 281 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: