"Izinkan saya mengingat bahwa Turki secara terbuka mencoba untuk menduduki bagian dari zona ekonomi maritim Yunani dan Siprus,†ujar Arman Abovyan, seorang anggota parlemen dari oposisi Partai Armenia Sejahtera, menulis tentang ini di halaman Facebook-nya.
Pada Senin (17/8), Turki mengecam pernyataan Armenia tentang Mediterania Timur. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, mengatakan Armenia memiliki kesalahan dalam membaca geografi, dan dukungan Armenia kepada Yunansi dan Siprus adalah sebuah contoh yang tidak bertanggungjawab.
“Dapat saya sampaikan di sini bahwa semakin proaktif kita untuk melawan Turki ke segala arah, Turki akan jauh lebih 'berperilaku baik' dan, tentu saja, konstruktif,†kata Abovyan, seperti dikutip dari
News Arm, Senin (17/8).
“Dengan kata lain, saya akan ulangi sekali lagi, kita harus secara diplomatis 'mengganggu' Turki di semua platform internasional yang memungkinkan, karena mereka tidak mengerti bahasa lain," tambah Abovyan.
Ketegangan antara anggota Yunani dan Turki telah meningkat selama seminggu terakhir setelah Turki mengirim kapal survei Oruc Reis, dikawal oleh kapal perang, untuk memetakan kemungkinan pengeboran minyak dan gas di wilayah yang diklaim oleh kedua negara sebagai yurisdiksi.
Oruc Reis, yang berada di antara Siprus dan pulau Kreta Yunani, akan terus bekerja hingga 23 Agustus, kata Turki.
Di tengah memanaskan hubungan itu, Kementerian Luar Negeri Armenia pada Sabtu (15/8) mengeluarkan pernyataannya mengenai perkembangan terkini di Mediterania Timur dan mengatakan bahwa Armenia akan memberikan dukungan tanpa syarat sebagai bentuk solidaritas dengan Yunani dan Siprus.
Hal itu membuat Turki murka dan pada Senin (17/8), Turki melalui mengecam pernyataan tersebut melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.