Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mantan Agen CIA Jadi Mata-mata China, Bocorkan Informasi 'Top Secret'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 18 Agustus 2020, 09:33 WIB
Mantan Agen CIA Jadi Mata-mata China, Bocorkan Informasi 'Top Secret'
Central Intelligence Agency (CIA)/Net
rmol news logo Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menangkap seorang mantan anggota Central Intelligence Agency (CIA) ditangkap setelah diduga menjadi mata-mata China.

Dalam sebuah pernyataan departemen pada Senin (17/8), mantan perwira CIA yang ditangkap adalah Alexander Yuk Ching Ma yang saat ini berusia 67 tahun.

Ia ditangkap pada Jumat (14/8) karena berkonspirasi dengan seorang kerabatanya yang juga mantan perwira CIA untuk memberikan informasi rahasia kepada pejabat intelijen China.

Pengaduan pidana kepada Ma telah dibuka pada Senin, melansir Reuters.

Ma merupakan seorang warga AS yang dinaturalisasi. Ia mulai bekerja pada CIA pada 1982 dengan izin keamanan Top Secret. Ia meninggalkan CIA pada 1989 dan tinggal serta bekerja di Shanghai, China. Sebelum akhirnya tinggal di Hawaii pada 2001.

Sementara itu, Jaksa penuntut mengatakan, kerabat Ma yang tidak disebutkan namanya sempat bekerja sebagai mata-mata CIA sebelum mengundurkan diri pada 1983, setelah diduga menggunakan posisi resmi mereka untuk membantu warga China memasuki AS.

Kemudian pada 1998, kerabat Ma tersebut dihukum karena membuat pernyataan palsu kepada lembaga pemberi pinjaman. Kendati begitu, kerabat Ma yang saat ini berusia 85 tahun tidak dituntut dalam kasus karena memiliki penyakit kognitif yang parah.

Jaksa penuntut mengatakan, kegiatan mata-mata Ma dimulai pada Maret 2001, di mana dua mantan petugas CIA tersebut memberikan informasi pada China terkait personel, badan, operasi, dan metode persembunyian komunikasi mereka.

Pada saat itu, Ma pindah ke Hawaii untuk melakukan kerja sama dengan FBI guna mendapatkan kembali akses ke informasi rahasia pemerintah AS untuk kemudian diberikan kepada China.

Dari beberapa pertemuan yang direkam dalam rekaman video, Ma terlihat menghitung uang tunai sebesar 50 ribu dolar AS yang ia terima secara rahasia.

Dokumen pengadilan menunjukkan, Kantor FBI di Honolulu mempekerjakan Ma sebagai ahli bahasa kontrak pada 2004.

Hingga saat ini, CIA dan FBI enggan memberikan komentar. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Pengacara Ma, Craig Jerome. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA