Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berambisi Jadi Presiden, Tsikhanouskaya Serukan Agar Aparat Mengalihkan Kesetiaannya Dari Lukashenko

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 18 Agustus 2020, 09:46 WIB
Berambisi Jadi Presiden, Tsikhanouskaya Serukan Agar Aparat Mengalihkan Kesetiaannya Dari Lukashenko
Sviatlana Tsikhanouskaya dalam kampanye sebelum pemilihan Belarus/Net
rmol news logo Pesaing petahana dalam pemilihan presiden Belarusia, Sviatlana Tsikhanouskaya, pada Senin (17/8) mengumumkan bahwa ia siap menjadi pemimpin negara itu, menyusul aksi besar-besaran yang dipicu oleh ketidakpuasan rakyat atas kemenangan kembali Presiden Alexandr Lukashenko.

Dalam siaran videonya, Tsikhanouskaya menyerukan pembuatan kerangka hukum untuk memungkinkan pemilihan ulang. Dia telah mengusulkan pembentukan 'dewan koordinasi'  untuk memastikan transfer kekuasaan secara damai.

"Saya tidak ingin menjadi politisi. Tapi takdir memutuskan bahwa saya akan berada di garis depan konfrontasi melawan aturan dan ketidakadilan yang sewenang-wenang," katanya, seperti dikutip dari DW, Senin (17/8). Video itu disiarkan dari Lituania, di mana dia melarikan diri setelah pengumuman hasil pemilihan 9 Agustus.

"Saya siap mengambil tanggung jawab dan bertindak sebagai pemimpin nasional selama periode ini," sambungnya.

Dalam pidatonya, Tsikhanouskaya mendesak petugas keamanan dan penegak hukum agar mengalihkan kesetiaan mereka dari pemerintah Lukashenko. Dengan penuh percaya diri ia menambahkan bahwa para petugas dan penegak hukum itu akan diampuni atas tindakan masa lalu mereka jika mereka melakukannya pembelotan itu sekarang.

Para penentang Lukashenko mengatakan mereka berniat untuk melancarkan tindakan hukum terhadap pasukan keamanan atas tuduhan perlakuan brutal terhadap para pengunjuk rasa.

Setidaknya dua pengunjuk rasa dilaporkan tewas, dan sekitar 7.000 ditangkap dan ditahan selama aksi protes berlangsung sejak pengumuman kemenangan Lukashenko.

Rekaman dan foto menunjukkan banyak dari mereka yang telah dibebaskan memiliki tanda-tanda cedera atau kemungkinan penyiksaan. Namun, pihak berwenang menolak tuduhan-tuduhan menggunakan kekuatan yang tidak semestinya pada protes. Bahwa apa yang dilakukan telah sesuai prosedur sebagaimana menangani aksi brutal yang menyerang petugas.

Komisi Pemilihan Umum mengumumkan kemenangan Alexandr Lukashenko yang meraih lebih dari 80 persen suara, sementara penantang oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya mendapat 10 persen.

Kerusuhan pecah beberapa jam setelah hasil pemilihan diumumkan. Kerusuhan terus berlangsung berhari-hari. Bahkan, pada Minggu (16/8) kerusuhan semakin berkobar.

Puluhan ribu warga Belarusia melakukan aksi protes yang mereka juluki sebagai "Pawai untuk Kebebasan" di Ibukota Minsk. Mereka memprotes hasil pemilihan presiden yang memenangkan petahana, Presiden Alexandr Lukashenko. Mereka meneriakkan kata Mundur’ untuk Lukashenko. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA