Konflik Karabagh antara Armenia-Azerbaijan masih menemukan jalan buntu dan ketegangan belum mereda.
Dalam wawancaranya dengan salah satu media lokal di Armenia pada pekan lalu, Bolton mengatakan apa yang ia lihat dalam kunjungannya ke Armenia. Menurutnya, Armenia memiliki saat yang tepat untuk mengambil keputusan yang akan menentukan tentang konflik Nagorno-Karabakh (Artsakh).
Bagi Bolton, perselisihan itu adalah fakta yang ada dalam masyarakat demokratis, ini adalah masa untuk melihat apakah konflik internasional, khususnya yang berada di jalan buntu, berpeluang untuk memecah kebuntuan di tangan seorang pemimpin.
Ia melihat ada tanda-tanda yang menggembirakan selama pertemuan awal antara kedua negara. Sayangnya, kesepakatan gagal diraih karena tingkat konflik sebenarnya telah meningkat dalam banyak hal.
Amenia telah berusaha menyampaikan proposal damainya, tetapi pihak Azerbaijan tidak pernah menanggapi hal itu. Sebaliknya, Pihak Armenia juga tetap berkeras bahwa pihaknyalah tidak pernah melakukan pelanggaran tetapi justru yang menjadi korban pelanggaran itu.
Diskusi panjang yang berkelok-kelok adalah kerugian bagi kedua bangsa, Azerbaijan, dan Armenia.
Mengutip News Arm, mantan pejabat senior AS ini mengatakan bahwa dia memahami bahwa menyelesaikan konflik itu sulit. Dia menganggap Kaukasus sebagai kunci, tidak hanya bagi mereka yang tinggal di sana, tetapi juga untuk AS dan dunia. Lingkungan ini sebenarnya sangat berbahaya karena beberapa tetangga Armenia.
Sebagai Ketua Bersama OSCE Minsk Group, Amerika Serikat tetap berkomitmen kuat untuk membantu kedua pihak mencapai penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh yang damai dan langgeng.
Bolton mengatakan dia ingin AS lebih memperhatikan masalah ini, tetapi ada tiga negara kecil di sana yang dikelilingi oleh satu negara besar dan dua negara bermasalah di selatan.
John Bolton mengatakan dia yakin bahwa kehadiran AS dari luar meningkatkan keamanan regional, karena mereka tidak dibatasi secara geografis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: