Badan pengungsi PBB UNHCR melaporkan jumlah pengungsi internal di Burkina Faso sekarang telah mencapai 1 juta, dengan lebih dari 450.000 orang pengungsi baru tahun ini.
Ini merupakan peningkatan yang mencengangkan sejak Januari 2019, ketika jumlah pengungsi internal di Burkina Faso mencapai 87.000 orang. Badan pengungsi PBB itu menghitung satu dari 20 orang, atau 5 persen dari seluruh populasi negara itu sekarang telah menjadi pengungsi, menjadikan negara Afrika Barat ini sebagai negara dengan krisis kemanusiaan dan perlindungan yang tumbuh paling cepat di dunia.
Juru bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan sebagian besar pengungsi telah melarikan diri dari wilayah utara dan timur negara itu. Dia mengatakan serangan besar-besaran oleh para jihadis dan berbagai kelompok milisi telah memaksa banyak orang mengungsi berkali-kali.
“Penduduk tuan rumah berada pada titik puncaknya karena mereka berbagi sumber daya yang sedikit yang mereka miliki, sementara juga menghadapi kemiskinan, layanan kesehatan yang tertekan dan mata pencaharian yang menghilang dengan cepat. Bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang, penganiayaan, dan komunitas yang menampungnya, dampak tambahan Covid sangat menghancurkan, â€katanya, seperti dikutip dari VOA, Rabu (19/8).
Sejauh ini Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah melaporkan sebanyak 1.240 kasus virus corona, termasuk 54 kematian. Baloch mengatakan penyebaran Covid-19 di seluruh negeri menjadi perhatian. Namun dia mengatakan kepada VOA bahwa untungnya belum ada wabah penyakit berskala besar di komunitas pengungsi.
Dia mengatakan staf UNHCR telah bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk mempromosikan dan memelihara fasilitas kesehatan dan sanitasi sedapat mungkin untuk mencegah pandemi. Namun, dia menambahkan jumlah besar pengungsi di Burkina Faso dan di Sahel mengkhawatirkan.
“Selain itu, keterpencilan lokasi dan juga siklus kekerasan yang berkali-kali menghasilkan dan mengungsi, sungguh menjadi tantangan bagi kami untuk mengikutinya,†katanya.
Baloch mengatakan orang-orang sangat membutuhkan tempat tinggal, makanan, air, perlindungan dan perawatan kesehatan. Dia juga mengatakan pendidikan adalah prioritas lain, mencatat lebih dari 2.500 sekolah yang mempengaruhi hampir 350.000 siswa terpaksa ditutup setelah menjadi sasaran pria bersenjata.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: