Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Es Laut Arktik Mencair Lebih Cepat, Peneliti Peringatkan Akan Adanya Perubahan Geopolitik Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 20 Agustus 2020, 14:37 WIB
Es Laut Arktik Mencair Lebih Cepat, Peneliti Peringatkan Akan Adanya Perubahan Geopolitik Dunia
Es Laut Arktik/Net
rmol news logo Mencairnya es di Laut Arktik membuat para peneliti mengingatkan akan adanya perubahan geopolitik dunia. Di mana rute pelayaran di bagian utara kemungkinan akan bisa aktif dan menjadi perebuhan banyak kekuatan dunia.

Sebelumnya, para  peneliti di Universitas Kopenhagen dan Institut Meteorologi Denmark mengatakan es di Laut Arktik mencair lebih cepat dari proyeksi model iklim yang telah dilakukan.

Berdasarkan perhitungan model iklim, kenaikan suhu Arktik akan terjadi secara perlahan dan stabil. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan perubahan terjadi dengan lebih cepat.

Menurut Profesor Universitas Kopenhagen, Jens Hasselbjerg Christensen, cepatnya es di Arktik mencair disebabkan karena terjadi peningkatan suhu di atmosfer.

"Kami jelas meremehkan tingkat kenaikan suhu di atmosfer yang paling dekat dengan permukaan laut, yang pada akhirnya menyebabkan es laut menghilang lebih cepat dari yang kami perkirakan,"  ujar Christensen, seperti dikutip Sputnik, Kamis (20/8).

Berdasarkan hasil analisis, suhu udara di dekat permukaan Samudra Arktik telah meningkat rata-rata sebanyak 1 derajat per dekade selama 40 tahun terakhir.

Namun di beberapa daerah, suhu telah meningkat hampir dua derajat. Sehingga totalnya dalam 40 tahun menjadi 8 derajat. Dengan kondisi tersebut, para peneliti memperingatkan es laut Arktik di musim panas akan segera menghilang, kemungkinan pada 2030-an.

Jika es mencair, efek albedo yang mengukur pantulan difus radiasi matahari dari total radiasi matahari akan menurun.

Permukaan cahaya, seperti es atau salju, memiliki efek albedo yang tinggi karena dapat memantulkan kembali sebagian besar cahaya matahari ke angkasa. Sebaliknya, permukaan gelap seperti air laut, maka efek albedo akan rendah sehingga laut tanpa es akan memanas jauh lebih cepat.

Cepatnya proses pencairan es tersebut bisa membuka rute pelayaran yang berpotensi menguntungkan namun juga menjadi sumber sengketa.

Misalnya, rute Laut Utara dan Barat Laut yang selama ini diklaim oleh Rusia dan Kanada kemungkinan akan memanas dan menjadi perebutan satu sama lain. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA