Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakar Turki: Normalisasi Hubungan Dengan Israel Adalah Pengkhianatan UEA Terhadap Masjid Al Aqsa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 20 Agustus 2020, 16:52 WIB
Pakar Turki: Normalisasi Hubungan Dengan Israel Adalah Pengkhianatan UEA Terhadap Masjid Al Aqsa
Masjid Al-Aqsa/Net
rmol news logo Sudah sepekan Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel diumumkan melakukan normalisasi hubungan diplomatik. Namun masih banyak kritik dan kecaman terkait keputusan Abu Dhabi tersebut.

Pada Kamis (13/8), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai antara UEA dan Israel. Di sana juga tertera, Israel akan menangguhkan rencana aneksasi Tepi Barat.

Menganalisis kesepakatan tersebut, Direktur Pusat Islam dan Urusan Global Turki yang berbasis di Istanbul, Sami al-Arian mengatakan, kesepakatan tersebut seolah-olah dibuat UEA demi menyelamatkan Palestina dari rencana aneksasi Tepi Barat.

Namun pada kenyataannya, UEA gagal membantu Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka karena keputusan tersebut berlandaskan kepentingan nasionalnya.

Menurut al-Arian, kesepakatan tersebut tidak lain sebagai upaya UEA untuk menyerahkan Masjid Al-Aqsa dan angkat tangan terhadap perjuangan bangsa Palestina.

Pasalnya, Al-Arian mengatakan situasi seperti yang diterapkan oleh penguasa UEA atau siapa pun "memberi Israel kunci ke Al-Aqsa dan Yerusalem".

"Ini adalah pengkhianatan, tidak hanya kepercayaan yang telah diberikan kepada dunia Muslim lebih dari 1.400 tahun yang lalu, tetapi juga untuk perjuangan dan rakyat Palestina," tegas akademisi Palestina itu kepada Anadolu Agency.

Dengan normalisasi hubungan UEA dan Israel, muncul dua aliansi yang saling bertentangan di dunia Arab.

"Saya pikir sangat jelas sekarang bahwa kita memiliki dua aliansi, satu yang telah sepenuhnya melepaskan peran mereka untuk melindungi hak dan martabat orang-orang di seluruh kawasan serta mereka yang telah bersekutu dengan Israel," paparnya.

"Uni Emirat Arab telah terlibat dalam setiap aspek perbuatan jahat di seluruh wilayah," sambungnya.

Menurut al-Arian, para pemimpin Abu Dhabi pada dasarnya menentang warisan sejarah dan keinginan orang-orang di sana. Bukan hanya dalam hal normalisasi, namun juga berbagai aspek.

"Di banyak negara, mereka telah mencoba mendukung kekuatan korupsi dan tirani seperti yang telah kita lihat di Mesir, Tunisia, Libya, Yaman dan Sudan, bahkan dalam upaya mereka untuk mendukung komplotan kudeta di Turki beberapa tahun lalu," jelasnya.

Dengan situasi tersebut, ia mengatakan, warga UEA, cepat atau lambat, akan melakukan pemberontakan dan akan ada gelombang gerakan muslim di sana.

"Saya yakin mereka akan menolak semua jenis penyerahan diri kepada entitas Zionis, dan mereka akan menolak segala jenis hegemoni asing, baik yang datang dari Israel, atau yang datang dari luar kawasan," tambah al-Arian. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA