Sejumlah massa besar melakukan aksi di Yerusalem, di jalan-jalan di luar kediaman resmi Netanyahu pada Sabtu malam (22/8).
Sembari mengibarkan bendera Israel dan membawa berbagai papan slogan, mereka menyerukan agar lelaki yang kerap dipanggil Bibi tersebut mengundurkan diri.
Dari laporan
Reuters, beberapa pengunjuk rasa mengalami bentrokan dengan polisi. Alhasil sedikitnya tujuh orang ditangkap, sementara seorang petugas polisi terluka.
Unjuk rasa untuk menuntut mundur Netanyahu sudah terjadi selama berbulan-bulan, khususnya ketika ia dijerat dengan kasus korupsi yang diperparah dengan kondisi pandemik Covid-19.
Berulang kali, Netanyahu mengaku tidak bersalah atas korupsi hingga penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkannya.
Alih-alih, perdana menteri berusia 70 tahun tersebut mengutuk demonstrasi. Ia menuding para pengunjuk rasa telah menginjak-injak demokrasi dan media Israel justru memperpanasnya.
Meski dilanda krisis, menurutnya Israel memiliki ekonomi yang lebih baik daripada banyak negara maju lainnya.
Protes tersebut hanya berselang beberapa hari sebelum tenggat waktu 25 Agustus bagi pemerintah untuk mengeluarkan anggaran negara. Sejak pemerintahan koalisi terbentuk pada Mei, belum ada anggaran yang disepakati yang berbagai perbedaan pendapat.
Sejauh ini, Israel sudah melaporkan 101.933 kasus Covid-19 dengan 1.415 di antaranya meninggal dunia. Akibat pandemik, Israel mengalami resesi dengan angka pengangguran berada di atas 20 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: