Pihak otoritas kesehatan Pantai Gading melaporkan setidaknya ada 2 orang tewas dalam bentrokan etnis terbaru di negara itu pada Sabtu (22/8), seperti yang dilaporkan
AFP, Minggu (23/8).
Sejak Outtara mengumumkan pencalonan dirinya untuk menjadi presiden kembali pada 6 Agustus lalu, telah ada 6 orang yang tewas dalam gelombang protes sejauh ini. Selain itu ada 100 orang lebih menderita luka-luka.
Pendukung muda oposisi turun ke jalan untuk menyuarakan protesnya dan melakukan aksi kekerasan di beberapa kota besar, terutama pusat penanaman kakao di bagian selatan Divo, setelah Ouattara menerima nominasi partainya untuk maju pada pemilihan Oktober mendatang untuk masa jabatan ketiga.
"Satu orang yang dievakuasi ke rumah sakit daerah meninggal karena luka-luka," kata seorang sumber rumah sakit di Divo, menambahkan bahwa "beberapa terluka parah karena parang," seperti dikutip dari
France24, Minggu (23/8).
Beberapa penduduk setempat juga mengatakan mereka telah menyaksikan tubuh seorang remaja tewas dalam sebuah kebakaran di bar setempat.
Anggota parlemen Famoussa Coulibay mengatakan kekerasan yang terjadi pada hari Sabtu di Divo membuat stasiun bus, bar, dan banyak toko dibakar dan dijarah. Para pengunjuk rasa memasang barikade dan melakukan aksi pembakaran ban di kota kelahiran mantan presiden Laurent Gbagbo di Gagnoa.
"Itu sangat kejam. Pemuda bersenjata parang dan pentungan. Banyak orang terluka dan saya melihat seorang pemuda dipukuli. Dia pingsan dan harus dibawa pergi," kata seorang saksi mata yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Coulibay mengatakan bahwa pada saat dia berkeliling kota hari Minggu, masih ada banyak polisi namun keadaan sudah jauh lebih tenang. Dia mengatakan 21 orang terluka, di antaranya ada delapan yang cukup parah.
Ouattara secara resmi diangkat sebagai kandidat oleh Partai RHDP yang kini berkuasa meskipun dirinya telah menjalani dua masa jabatan, yakni jumlah maksimum yang diizinkan berdasarkan konstitusi sejak 2010.
Mulanya dia telah berencana untuk menyerahkan kendali kepada perdana menteri Amadou Gon Coulibaly, tetapi penggantinya meninggal karena dugaan serangan jantung pada bulan Juli lalu.
Presiden dan para pendukungnya mengatakan perubahan konstitusional tahun 2016 telah menyetel ulang waktu pada batas dua masa jabatan.
"Mengembalikan keputusan saya tidaklah mudah. Tidak ada yang mencegah saya untuk berdiri," kata Ouattara pada Sabtu (22/8).
Pada Jumat (20/8) otoritas pemilihan menolak banding oleh Gbagbo serta mantan pemimpin pemberontak Guillaume Soro untuk diizinkan mencalonkan diri pada Oktober mendatang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: