Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Move On China Siap Buka Kembali Seluruh Universitas, Mahasiswa Luar Daerah Wajib Tes Covid-19 Sebelum Masuk Kampus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 24 Agustus 2020, 11:49 WIB
Move On China Siap Buka Kembali Seluruh Universitas, Mahasiswa Luar Daerah Wajib Tes Covid-19 Sebelum Masuk Kampus
Kampus North China University/Net
rmol news logo Seluruh mahasiswa di China bersiap kembali ke kampus setelah pemerintah mengumumkan akan membuka kembali kegiatan perkuliahan dan pendaftaran baru di negara yang pertama kali mengumumkan pandemik Covid-19.

Setelah hampir tujuh bulan kehidupan kampus yang ditangguhkan sejumlah universitas di China akan dibuka kembali dengan langkah-langkah pencegahan virus yang dipikirkan dengan matang. Mereka juga akan menyambut kelompok siswa baru, sebuah tanda terbaru dari pencapaian negara itu dalam menangani pandemik Covid-19.

Sejumlah Universitas di Beijing telah mengumumkan kepada para siswa yang bepergian dari provinsi dan wilayah lain bahwa mereka harus memberikan bukti tes negatif Covid-19 sebelum kembali ke kampus sebagai upaya untuk menahan penyebaran virus di ibu kota China tersebut.

Hingga Minggu (23/8) tidak ada kasus baru penularan Covid-19 domestik yang dilaporkan di daratan China setelah kebangkitan sporadis wabah di Beijing, Dalian, dan Daerah Otonomi Xinjiang Uighur China Barat Laut sejak Juni lalu.

"Setiap siswa dari luar Beijing harus melakukan tes asam nukleat," kata Song Laixin, wakil sekretaris partai di Universitas Teknologi Kimia Beijing, seperti dikutip dari GT, Minggu (23/8).

"Orang tua siswa tidak akan diizinkan di kampus," tambah Song.

Jika siswa tidak dapat dites di kampung halamannya, mereka dapat kembali ke Beijing dengan membawa kode kesehatan dan tinggal di lokasi observasi sekolah. Setelah menerima bukti tes negatif, mereka dapat melanjutkan kehidupan kampus normal mereka.   

"Pelatihan militer, yang diikuti oleh mahasiswa baru sebelum mereka secara resmi memulai universitas di China, dapat dilanjutkan secara normal tahun ini selama kebutuhan pencegahan dapat dipenuhi," kata Li Yi, seorang pejabat otoritas pendidikan senior di Beijing.

Mulai tanggal 15 Agustus lalu, sekitar 1 juta mahasiswa di Beijing mulai kembali ke kampus. Komisi Pendidikan Kota Beijing mengatakan pada konferensi pers pada 14 Agustus bahwa mahasiswa yang kembali ke Beijing harus memiliki bukti tes asam nukleat negatif, dengan biaya yang harus ditanggung oleh sekolah.

Seorang mahasiswa di Universitas Bisnis Internasional dan Ekonomi, Li Yujia menerima pemberitahuan pada hari Minggu bahwa dia harus menjalani ujian. Li, yang telah berada di kampung halamannya di Shanghai sejak Januari, mengatakan dia akan menjalani tes empat atau lima hari sebelum dia kembali ke Beijing pada 5 September mendatang.

Sebagai seorang siswa senior, Li agak khawatir tentang kegiatan magang, karena kampus sekolah akan membatasi kegiatan tersebut selama keadaan belum benar-benar kondusif.

“Saya dengar kami perlu lapor ke penanggung jawab jika ingin magang di luar kampus. Mungkin saya harus mencari magang setelah syarat ini dicabut,” ujarnya.

"Tapi teman sekolah saya dan saya semua memahami pentingnya melakukan tes," kata Li.

Universitas di tempat lain di negara China juga mengadopsi tindakan pencegahan serupa.  

Wu Han, seorang mahasiswa di Wuhan, Provinsi Hubei China Tengah, yang pernah terpukul paling parah oleh wabah virus corona, mengatakan sekolahnya telah menerapkan langkah-langkah serupa dengan yang ada di Beijing, seperti mewajibkan siswa untuk diuji dan membatasi akses kampus.

"Saya merasa cukup aman di kampus," kata Wu.

Saat mahasiswa di universitas China siap untuk kembali ke kampus, kejadian sebaliknya terjadi di kampus-kampus AS, setelah rencana pembukaan kembali sebagian besar universitas di negara itu tertunda akibat meningkatnya kasus baru Covid-19. Pada hari Sabtu AS telah melaporkan sebanyak 44.600 kasus baru.

"Setiap hari di sekolah saya ada kasus yang dikonfirmasi," kata seorang mahasiswa pascasarjana di Georgia, AS.

"Saya tidak bisa melihat kapan akan kembali normal." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA