Terdapat beberapa faktor yang membuat Brunei tampak tenang dalam menghadapi konflik Laut China Selatan menurut Dutabesar Republik Indonesia untuk Brunei, Sujatmiko.
Sudjatmiko mengatakan, karakteristik masyarakat Brunei tidak sama seperti Filipina dan Vietnam yang frontal di depan publik. Sebaliknya, Brunei seperti Indonesia yang mengedepankan prinsip cinta damai dan persahabatan dengan semua pihak.
"Bukan di Laut China Selatan, Brunei ini kan memang biasa lah
low profile di mana-mana ya. Mereka memiliki banyak kesamaan dengan kita. Jadi mungkin diplomasinya agak beda," ujarnya dalam diskusi virtual RMOL World View pada Senin (24/8).
Selain itu, Brunei saat ini juga memiliki kepentingan ekonomi dengan China. Di mana negara tersebut tengah melakukan diversifikasi ekonomi, salah satunya dengan bekerja sama dengan China.
Ekonomi Brunei yang selama ini 95 persen ditopang oleh minyak dan gas mengalami tantangan dengan harga minyak dunia yang turun, ditambah dengan situasi pandemik Covid-19.
"Nah akibatnya juga, hubungan dan kedekatan dengan China makin lama ada peningkatan.
Kendati memiliki kepentingan ekonomi, Sujatmiko mengatakan, Brunei tidak serta merta diam ketika wilayahnya diklaim oleh China.
Pada Juni, Brunei mengeluarkan pernyataan yang cukup tegas atas posisinya di Laut China Selatan. Brunei juga siap untuk melakukan berbagai langkah penyelesaian konflik secepat mungkin.
Bersama ASEAN, Brunei berusaha mempercepat disepakatinya kode etik atau
code of conduct (CoC) di Laut China Selatan.
"Tapi yang jelas, Brunei adalah negara yang aman, tidak punya musuh dan memang tidak mencari musuh," jelas Sujatmiko yang sudah bertugas di Bandar Seri Begawan sejak 2018 lalu.
"Jadi ya
cool-cool aja lah," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: