Selama ini, Brunei telah menggantungkan 95 persen ekonominya pada minyak dan gas. Untuk meningkatkan nilai minyak mentahnya, Brunei juga mulai melakukan penyulingan dengan investasi dari China.
Oil refinery atau penyulingan minyak menjadi salah satu investasi yang paling besar antara China dan Brunei.
"Yang paling akhir ini investasi terbesar China ada di
oil refinery di pulau besar. Ini cukup besar antara China dan Brunei," ujar Dutabesar Republik Indonesia untuk Brunei, Sujatmiko dalam diskusi virtual RMOL World View pada Senin (24/8).
Menurut Sujatmiko, investasi China tersebut membuat Brunei bisa menghasilkan 140 ribu barel minyak sulingan per hari.
"Ini yang menjadikan Brunei yang tadinya memproduksi minyak mentah sudah mengimpor minyak dari Timur Tengah dan Afrika untuk diekspor kembali ke China," sambungnya.
Di Brunei sendiri, kata Sujatmiko, penduduk China tidak lah banyak. Namun banyak proyek menjadi investasi dari China di Brunei.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: