Pasalnya, saat ini tidak ada indikasi pergerakan ISIS di banyak negara. Alih-alih kelompok teroris tersebut terfokus di Irak dan Suriah.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Penanggulangan Terorisme, Vladimir Voronkov pada Senin (24/8) mengatakan, ISIS masih menjadi bayangan dari berbagai organisasi yang menduduki sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.
Diperkirakan, masih ada 10 ribu pejuang ISIS yang bertahan di kedua negara tersebut. Namun mereka sulit untuk melakukan pergerakan karena aturan kuncian yang diberlakukan oleh banyak negara.
"Langkah-langkah untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, seperti penguncian dan pembatasan gerak, tampaknya telah mengurangi risiko serangan teroris di banyak negara," ujar Voronkov seperti dikutip
AFP.
Meski begitu, ia mengatakan, dampak pandemik Covid-19 terhadap perekrutan dan keuangan kelompok masih belum diketahui dengan pasti. Walaupun ancaman kejahatan dunia maya sebagai sumber pendaan ISIS sudah meningkat.
Saat ini, Voronkov mengatakan, militan ISIS tengah berkumpul kembali di zona konflik Irak dan Suriah.
Namun untuk saat ini, pihak berwenang belum melihat indikasi yang jelas dari perubahan strategi di bawah pemimpin baru Amir Mohammed Said Abd al-Rahman al-Mawla, yang menggantikan Abu Bakar al-Baghdadi setelah kematiannya dalam serangan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) pada Oktober tahun lalu.
Menurut lembaga think-tank Counter Extremism Project (CEP), seorang mantan perwira tentara Saddam Hussein, Mawla bergabung dengan barisan Al-Qaeda setelah invasi AS ke Irak dan penangkapan Hussein pada 2003.
Voronkov juga memberikan informasi terbaru tentang kegiatan kelompok itu di tempat lain. Ia mengatakan ISIS memiliki sekitar 3.500 pejuang di Afrika Barat, dan terus membangun hubungan dengan kelompok jihadis lokal.
Di Libya, jumlah militan ISIS hanya mencapai ratusan, tetapi kelompok itu tetap menjadi ancaman bagi kawasan. ISIS juga memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan yang menghancurkan di beberapa bagian Afghanistan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: