Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Trump, Presiden Yang Paling Sering Kacaukan Tradisi Dan Norma Politik AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 25 Agustus 2020, 13:37 WIB
Trump, Presiden Yang Paling Sering Kacaukan Tradisi Dan Norma Politik AS
Presiden Donald Trump/Net
rmol news logo Selama menjalani kepemimpinannya, Donald Trump -mungkin- menjadi satu-satunya presiden yang telah menghancurkan hampir setiap tradisi dan norma politik Amerika. Pada Senin (24/8) ia kembali melakukannya lagi. Ia secara terang-terangan mengatakan Joe Biden, lawannya pada pilpres AS November mendatang, tidak mungkin menang dengan cara yang adil.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Trump mengucapkan itu beberapa menit setelah peresmian pencalonannya kembali sebagai kandidat Partai Republik pada pembukaan Konvensi Nasional Republik di Charlotte, Carolina Utara. Meski sebelumnya Trump sering mengucapkan kalimat itu, tetapi pada kemunculannya di acara peresmian pencalonannya tetap saja mengejutkan banyak orang.

"Satu-satunya cara mereka memenangkan pemilihan ini dari kami adalah jika pemilihan itu berjalan dengan curang," kata Trump kepada kerumunan di Charlotte.

Itu adalah kalimat ejekan Trump terhadap tradisi demokrasi AS dalam beberapa pekan terakhir. Juga kalimat yang sungguh tidak pantas disebutkannya.

Trump juga selalu mengklaim kemenangan dalam pemilihan yang belum berjalan itu. Trump pernah menyerukan yel-yel "empat tahun lagi!" Sebuah tradisi lain di konvensi nasional sangat tidak layak.

"Kalau Anda ingin sekalian membuat mereka gila, maka teriakkan: Dua belas tahun lagi!" kata Trump di depan para mendukungnya.

Padahal Trump tahu, konstitusi membatasi presiden untuk dua masa jabatan empat tahun. Lalu bagaimana bisa dia menyarankan pendukungnya menyebut yel-yel 'dua belas tahun lagi'?

Ketua RNC Ronna McDaniel, yang dikenal sangat setia kepada Trump, mengatakan kepada media pekan lalu bahwa konvensi tersebut akan positif dan berwawasan ke depan. Tetapi Trump dengan cepat mengatur nada untuk apa yang kemungkinan besar akan menjadi serangkaian serangan sengit terhadap konspirasi Demokrat yang dibayangkan.

"Kami mendapati mereka melakukan beberapa kecurangan pada tahun 2016 dan kami harus berhati-hati karena mereka akan mencobanya lagi," kata McDaniel,  merujuk pada dugaan upaya Partai Demokrat untuk mencuri pemilu tanpa bukti.

Donald Trump lagi-lagi bicara tentang bagaimana pemerintahannya adalah yang terbesar dalam sejarah Amerika, dan rakyat Amerika tidak dapat hidup tanpanya.

"Itu hanya bagian dari patologi, bahwa dia tidak bisa membiarkan satu hari pun berlalu di mana dia bukan pusat perhatian," kata Rich Galen, mantan konsultan terkemuka Republik dan salah satu dari ratusan pejabat Republik dan loyalis partai yang mengatakan mereka tidak dapat mendukung Trump kali ini.

Meskipun biasanya calon presiden dari sebuah partai tidak akan muncul sampai malam terakhir dari konvensi empat hari tersebut, Trump berencana untuk berbicara setiap hari, kata penyelenggara.

Senin malam, Trump muncul lagi setelah dari Charlotte, menggunakan Gedung Putih sebagai platform kampanye. Dalam upaya nyata untuk menunjukkan bahwa ia memiliki 'empati' sebanyak yang dimiliki Biden.

Jika Konvensi Nasional Partai Demokrat banyak berfokus pada kesopanan dan kualitas manusiawi mantan wakil presiden Partai Demokrat, maka Trump muncul bersama para penyintas Covid-19 yang berterima kasih atas usahanya untuk melawan pandemik. Saat ia muncul dari Gedung Putih, ia menggembar-gemborkan intervensinya dalam membawa pulang sandera AS dari luar negeri.

Trump, dalam sambutannya yang tampaknya dadakan, hampir satu jam pada Senin pagi, menyatakan, "Ini adalah pemilu paling penting dalam sejarah negara kita." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA