KCNA pada Rabu (26/8) melaporkan, pertemuan tersebut membahas secara mendalam isu-isu yang relevan terkait dengan langkah-langkah anti-epidemi, termasuk adanya "cacat" dalam pekerjaan tersebut.
"Mengutip fakta mengenai adanya beberapa kekurangan dalam pekerjaan anti-epidemi darurat negara, Pemimpin Tertinggi menggarisbawahi perlunya mengambil tindakan aktif yang melibatkan seluruh partai dan masyarakat," tulis
KCNA.
Hingga sejauh ini, Korea Utara belum melaporkan kasus Covid-19. Namun pada bulan lalu, Pyongyang sempat memberikan kabar bahwa "virus ganas dapat dikatakan sudah memasuki negara". Kabar tersebut beriringan dengan langkah Kim Jong Un untuk mengunci kota perbatasan Kaesong.
Namun tiga pekan kemudian, kota tersebut dibuka kembali.
Dalam pertemuan tersebut, Kim Jong Un serta para pejabat WPK membahas langkah mitigasi bencana topan yang diperkirakan akan menghantam wilayah Provinsi Hwanghae selatan, Phyongan selatan, dan Phyongan utara pada Rabu hingga Kamis (27/8).
"Kim Jong Un menetapkan tugas untuk organisasi partai, organ kekuasaan rakyat, dan organ keamanan publik di semua tingkatan," jelas
KCNA.
"Mencegah korban secara menyeluruh oleh topan dna meminimalkan kerusakan tanaman adalah pekerjaan penting yang tidak pernah dapat diabaikan bahkan untuk sesaat," kata Kim.
Baru-baru ini, muncul rumor bahwa Kim Jong Un mengalami koma setelah mendapatkan operasi jantung beberapa bulan lalu. Rumor tersebut bahkan menyebutkan Kim Jong Un sudah memberikan kekuasaannya pada sang adik, Kim Yo Jong.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: