Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kerusuhan Amerika Meletus Lagi, Wisconsin Masuki Status Darurat Pasca Penembakan Jacob Blake

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 27 Agustus 2020, 00:45 WIB
Kerusuhan Amerika Meletus Lagi, Wisconsin Masuki Status Darurat Pasca Penembakan Jacob Blake
Kerusuhan di Wisconsin pasca penembakan pria kulit hitam pada Minggu 22 Agustus/Net
rmol news logo Amerika Serikat (AS) kembali diguncang kerusuhan. Aksi protes berujung bentrok terjadi di wilayah Wisconsin di mana massa membakar gedung-gedung dan melempari aparat dengan batu. Gubernur Wisconsin Tony Evers pun mengerahkan Garda Nasional dan menetapkan status darurat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

“Kami tidak bisa membiarkan siklus rasisme dan ketidakadilan sistemik berlanjut. Kami juga tidak dapat terus membiarkan kerusakan dan kehancuran yang terjadi," ujar Evers, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (26/8).

"Kita tidak boleh lupa alasan mengapa aksi protes ini dimulai. Apa yang kita lihat dalam dua malam terakhir ini adalah rasa sakit, lelah, dan kesedihan," lanjut Evers.

Jam malam berlaku mulai pukul 20.00 WIB dan pasukan Garda Nasional disiagakan hingga 250 orang.

Aksi protes yang berujung bentrokan ini bemula dari penembakan yang dilakukan aparat polisi Kenosha, Wisconsin, terhadap pria kulit hitam, Jacob Blake (29 tahun).
Jacob Blake ditembak di punggung pada Minggu malam (22/8) ketika akan masuk ke dalam mobilnya, sementara ketiga anak-anaknya ada di dalam mobil.

Akibat tembakan tersebut, Blake menderita lumpuh dari pinggang ke bawah.

Dalam video yang memperlihatkan kejadian tersebut. Polisi melepaskan tujuh tembakan ke arah Blake dari belakang. Terlihat sangat mengerikan. Video tersebut cepat menyebar di media sosial dan memicu protes terbaru atas ketidakadilan rasial di beberapa kota.

Jacob Blake dalam kondisi gawat darurat langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Froedtert di Milwaukee oleh Gubernur Wisconsin Tony Evers, seperti yang dilaporkan polisi Kenosha, dikutip dari APF.

“Kami tidak memiliki semua rincian peristiwa ini, yang kami tahu pasti dia bukan kulit hitam pertama yang ditembak atau dicederai atau dibunuh oleh penegak hukum di negara bagian atau negara kami,” kata Evers.

Aksi ini terjadi tiga bulan setelah kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis, yang telahmemicu demonstrasi di seluruh AS dan memicu perdebatan yang lebih luas tentang isu rasial.

Kandidat Presiden Partai Demokrat Joe Biden mengatakan penembakan ini membutuhkan sebuah “penyelidikan segera, penuh, dan transparan, dan para petugasnya harus diminta pertanggung-jawaban mereka.” rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA