Setelah mengunjungi Israel dan Uni Emirat Arab (UEA), Pompeo dijadwalkan untuk mengunjungi Sudah dan Bahrain.
Dilansir
Middle East Eyes, Pompeo bertemu dengan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa dan Putra Mahkota Salman bin Hamad Al Khalifa pada Rabu (26/8).
Dalam pertemuan tersebut, Pompeo menyampaikan pentingnya membangun perdamaian dan stabilitas regional, termasuk persatuan negara-negara Teluk untuk melawan pengaruh Iran.
Sementara itu, terkait dengan normalisasi hubungan dengan Israel, Raja mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen pada Inisiatif Perdamaian Arab. Berdasarkan inisiasi tersebut, Israel harus menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki setelah tahun 1967 terlebih dulu sebelum melakukan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab.
"Raja menekankan pentingnya meningkatkan upaya untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel sesuai dengan solusi dua negara untuk pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," demikian pernyataan dari pemerintah Bahrain.
Safari Pompeo ke Arab sendiri dimulai pada Minggu (23/8), sepuluh hari setelah pengumuman normalisasi hubungan Israel dan UEA yang disampaikan oleh Presiden Donald Trump.
Meski dikecam banyak pihak, Israel dan AS mengatakan akan mendorong lebih banyak negara Arab untuk mengikuti jalan UEA.
Beberapa waktu lalu, pejabat Israel menyebut Bahrain menjadi salah satu kandidat paling mungkin untuk menyusul UEA. Pasalnya, bersama Oman, Bahrain menyambut baik kesepakatan damai Israel dan UEA pada 13 Agustus.
Selain itu, Bahrain dan Israel juga memiliki musuh bersama, yaitu Iran. Mengingat Bahrain menuding Iran telah mendukung protes muslim Syiah di sana.
Kendati begitu, dengan pernyataan Raja, belum jelas posisi Bahrain terkait dengan normalisasi hubungan dengan Israel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: