AS mengatakan sikap pemerintahan Recep Tayyip Erdogan itu hanya akan mengisolasi Turki dari komunitas internasional dan bisa merugikan kepentingan rakyat Palestina.
"Jangkauan berkelanjutan Presiden Erdogan terhadap organisasi teroris ini hanya berfungsi untuk mengisolasi Turki dari komunitas internasional, merugikan kepentingan rakyat Palestina, dan memotong upaya global untuk mencegah serangan teroris yang diluncurkan dari Gaza," kata pernyataan Departemen Luar Negeri, seperti dikutip dari
VOA, Rabu (26/8).
Pernyataan itu mengatakan bahwa salah satu anggota Hamas yang berada di Istanbul diduga telah terlibat dalam berbagai serangan teroris, pembajakan, dan penculikan.
"Kami terus meningkatkan keprihatinan kami tentang hubungan pemerintah Turki dengan Hamas di tingkat tertinggi," tambahnya.
Amerika Serikat mengatakan ini adalah kedua kalinya sejak Februari Turki menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Hamas.
Pernyataan Amerika Serikat itu langsung dibantah oleh pemerintah Turki melalui Menlu Mevlut Cavusoglu.
“Mendeklarasikan perwakilan sah Hamas, yang berkuasa setelah memenangkan pemilihan umum demokratis di Gaza dan merupakan realitas penting kawasan itu, sebagai teroris tidak akan memberikan kontribusi apa pun untuk upaya perdamaian dan stabilitas di kawasan,†kata Mevlut, seperti dikutip dari
Memo.
Ia menambahkan bahwa Ankara telah meminta Amerika Serikat untuk menggunakan pengaruh regionalnya untuk sebuah "kebijakan yang seimbang" yang akan membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina, daripada melayani kepentingan Israel.
Pertemuan tersebut, yang berlangsung Sabtu, menampilkan delegasi Hamas termasuk kepala Hamas di luar negeri Maher Salah, kepala kantor hubungan Arab dan Islam Hamas Ezzat Al-Rishiq dan perwakilan Hamas di Turki Jihad Yaghmor.
Juru bicara Hamas Hazem Qasem mengatakan bahwa posisi AS mencerminkan "intimidasi dan terorisme" yang dilakukan oleh pemerintah Amerika.
"Hamas adalah gerakan nasional yang berada dalam perjuangan kebebasan melawan pendudukan Israel dan terorisme," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.